Diprediksi Datang Desember, Kemenkes: Harga Molnupiravir Bisa 9 Juta Per Siklus

Jakarta –
Pemerintah memperkirakan pil Molnupiravir akan masuk Indonesia akhir tahun. Kementerian Kesehatan mengungkap harga pil Molnupiravir untuk pasien COVID-19 besutan perusahaan farmasi Merck and Co Amerika Serikat bisa mencapai 9,9 juta.
Namun, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) Kementerian Kesehatan dr Siti Nadia Tarmizi menyebut perkiraan harga itu belum pasti.
“Ada yang mengatakan satu pil itu atau satu siklus terapi itu bisa mencapai USD 700. Tetapi kita akan tunggu, karena sampai saat ini Merck belum memberikan harganya dan kepastiannya berapa,” kata Nadia dalam acara yang disiarkan CNN Indonesia TV, Jumat (29/10).
Menurut Nadia, pemerintah sengaja mengamankan pil Molnupiravir lebih awal agar tidak kehabisan stok. Pemerintah pun menyiapkan antisipasi kondisi terburuk, mencegah kasus serupa seperti yang terjadi di Juni-Juli 2021, puncak kasus COVID-19 menyentuh 50 ribu infeksi per hari.
“Sebenarnya kita tidak mau ketinggalan, apalagi kalau kita lihat situasi di dunia terjadi peningkatan kasus,” kata dia.
Sementara, ahli epidemiologi Pandu Riono dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) menjelaskan cara kerja Molnupiravir tampaknya hanya efektif di awal virus Corona COVID-19 mulai bereplikasi.
“Molnupiravir diduga bekerja pada periode awal setelah masuk ke sel, saat virus replikasi, mengganggu genome virus, mengacaukan proses replikasi virus,” kata Pandu dalam cuitan Twitter pribadinya @drpriono1 yang dilihat detikcom, Jumat (29/10/2021).
Artinya, obat Molnupiravir diprioritaskan bagi mereka yang memiliki gejala ringan. Jika dibandingkan dengan vaksin COVID-19, menurut Pandu manfaat vaksin masih lebih besar.
“Jadi hanya bermanfaat kalau diberikan saat awal orang terinfeksi, pada yg bergejala ringan & sedang. Vaksinasi lebih bermanfaat,” pungkasnya.