Dikaitkan dengan Echa ‘Putri Tidur’ dari Kalsel, Apa Itu Hipersomnia?
Jakarta –
Echa si ‘Putri Tidur’ dari Banjarmasin, Kalimantan Selatan kembali jadi perbincangan karena kondisi hipersomnia yang diidapnya. Sebagaimana pernah dialaminya pada 2017, kini ia kembali tertidur hingga 13 hari.
Kondisi Echa dikaitkan dengan sindrom langka, yaitu sindrom Kleine-Levin. Sindrom ini merupakan penyakit hipersomnia periodik yang bisa membuat pengidapnya tertidur dalam jangka waktu lama.
Apa sih hipersomnia itu?
Hipersomnia adalah kondisi yang membuat kamu merasa mengantuk yang berlebihan pada siang hari. Kondisi ini juga dapat terjadi meski kamu sudah tidur dalam waktu yang lama. Hipersomnia dapat disebut dengan excessive daytime sleepiness (EDS).
Dikutip dari laman Healthline, ada dua jenis hipersomnia yang didasarkan pada faktor penyebab, yaitu primer dan sekunder.
Hipersomnia primer disebabkan karena adanya gangguan fungsi sistem saraf pusat dalam yang berfungsi mengatur waktu untuk terjaga dan terlelap. Kondisi ini bisa membuat si penderita bisa merasakan kantuk secara tiba-tiba. Mereka bisa merasakan kantuk pada siang hari meskipun waktu tidur pada malam sudah terpenuhi.
Echa ketika tertidur berhari-hari pada 2017. Foto: Gadis di Kalsel sudah tertidur selama sepekan. Gadis yang akrab disapa Echa ini sempat tertidur selama 13 hari pada 2017 lalu. (dok Istimewa)
|
Sedangkan pada sindrom hipersomnia sekunder lebih cenderung disebabkan oleh rasa lelah akibat kekurangan waktu tidur tidur pada malam hari. Namun, kondisi ini juga bisa disebabkan oleh adanya riwayat penyakit kronis dan dampak dari konsumsi alkohol atau obat-obatan tertentu.
Siapa yang berisiko mengalami hipersomnia?
Orang dengan kondisi yang membuat mereka lelah di siang hari paling berisiko mengalami hipersomnia ini. Kondisi ini pun termasuk apnea tidur, kondisi ginjal, kondisi jantung, kondisi otak, depresi atipikal, dan fungsi tiroid yang rendah.
American Sleep Association mengatakan bahwa kondisi tersebut lebih mempengaruhi pria daripada wanita.
Orang yang minum alkohol dan merokok secara teratur juga berisiko mengalami hipersomnia. Selain itu, obat yang menyebabkan kantuk dapat memiliki efek samping yang mirip dengan hipersomnia.