Jakarta –

Vagina merupakan bagian penting untuk reproduksi manusia yang juga merupakan organ seks pada wanita berbentuk tabung. Mungkin banyak orang belum mengetahui fakta-fakta Miss V yang mengagumkan ini.

Ada fakta menarik tentang Miss V, dari letak hingga makanan apa yang akan memengaruhi baunya. Bahkan, vagina mampu menghasilkan cairan yang membersihkannya dari bakteri dan sel-sel mati.

Dikutip dari berbagai sumber, berikut fakta-fakta Miss V yang wajib diketahui. Sebagaimana pepatah mengatakan, tak kenal maka tak sayang.

1. Vagina hanyalah salah satu bagian vital wanita

Kadang-kadang orang menyebutkan seluruh wilayah genital wanita dengan vagina. Kenyataanya, vagina hanyalah bagian dari satu kesatuan. Bagian terluar dari kemaluan wanita disebut vulva, termasuk labia dalam dan luar, klitoris, tudung klitoris, serta lubang ke uretra dan vagina. Vagina adalah struktur internal bersama sistem reproduksi wanita termasuk serviks, rahim, ovarium, dan saluran telur.

2. Suplemen probiotik bisa jaga keseimbangan Miss V

Probiotik juga dikenal sebagai “bakteri baik”, telah menjadi pengobatan populer melawan bakteri “jahat” yang dapat membahayakan tubuh. Beberapa penelitian menemukan bahwa probiotik dapat membantu melawan infeksi pada vagina seperti infeksi jamur.

“Jika saya memiliki pasien dengan infeksi vagina berulang, saya akan merekomendasikan probiotik dalam bentuk susu kambing yang difermentasi,” ujar spesialis ginekologi University of Missouri dr Courtney Leigh Barnes. Meski begitu, dr Barnes mengatakan tidak semua orang cocok dengan laktosa, contohnya orang yang intoleran laktosa.

3. Berhubungan seks bisa menyehatkan vagina

Melahirkan serta penuaan normal dan menopause bisa menyebabkan kekeringan pada vagina. dr Barnes menjelaskan, estrogen membantu vagina tetap sehat. Para ahli mengatakan bahwa berhubungan seks dapat mencegah vagina menjadi tipis dan kencang.

Agar seks lebih nyaman, menggunakan pelumas bisa menjadi pilihan. Selain itu, bagi wanita yang mengalami kekeringan dan ketidaknyamanan parah, bisa menggunakan terapi hormonal berupa pil, patch, atau krim vagina yang sesuai dengan anjuran dan pemeriksaan dokter.