Dampak Ledakan di Lebanon, RS Rusak dan Terancam Kekurangan Obat

Jakarta –
Ledakan dashyat di kota Beirut, Lebanon, menyebabkan puluhan orang tewas, sementara ribuan orang lainnya terluka. Jumlahnya diperkirakan akan terus meningkat karena evakuasi masih terus dilakukan.
Dikutip dari Nytimes, Menteri Kesehatan Masyarakat Lebanon Hamad Hassan mengatakan bahwa ledakan besar mengguncang Beirut menewaskan setidaknya 78 orang dam 4.000 lainnya luka-luka.
Palang Merah Lebanon mengatakan rumah sakit di kota Beirut penuh dan rusak parah, sehingga ratusan korban harus ditolak dan dipindahkan ke rumah sakit di luar Beirut. Sedangkan untuk mendapatkan pertolongan pertama, sebagian korban terpaksa ditangani di jalan atau di tempat parkir.
Rumah Sakit St. George di pusat Beirut, salah satu rumah sakit terbesar, mengalami kerusakan parah sehingga harus ditutup dan mengirim pasien yang sebelumnya dirawat ke tempat lain.
Dr Peter Noum, kepala hematologi dan onkologi anak, mengkonfirmasi setiap lantai rumah sakit St George rusak. Pasien dan pengunjung yang dirawat mengalami luka-luka akibat puing dan kaca yang jatuh.
Bahkan, orang tua dari empat anak yang dirawat karena kanker sangat panik. Mereka mengambil anak-anak mereka dan melepaskan jarum infus sendiri untuk pergi ke rumah sakit lain atau bahkan pulang ke rumah.
Rumah sakit Bikhazi Medical Group yang memiliki 60 tempat tidur terpaksa harus merawat 500 korban dalam beberapa jam setelah ledakan, meskipun mengalami kerusakan parah tetapi rumah sakit harus beroperasi.
Menteri Hassan mengumumkan bahwa pemerintah akan menanggung biaya perawatan di rumah sakit. Meskipun demikian, petugas kesehatan khawatir korban terus bertambah tetapi stok obat semakin menipis.
Ratusan ribu dosis obat yang digunakan untuk memasok pusat kesehatan di seluruh Lebanon disimpan di gudang Karantina dekat pelabuhan dan gudang tersebut rusak parah.