
Curhat Pengguna Transportasi Umum di Tengah Lonjakan Omicron Ibukota

Jakarta –
Kasus penularan virus Corona semakin tinggi di wilayah DKI Jakarta. Per Minggu (30/1/2022), ada tambahan 6.613 kasus di DKI menjadikan total kasus aktif COVID-19 27.977 orang.
Sementara itu DKI juga mencatatkan kenaikan kasus Omicron. Ada total 2.892 kasus Omicron dengan 1.581 orang adalah pelaku perjalanan luar negeri, sedangkan 1.311 lainnya adalah transmisi lokal.
Meski Omicron masih didominasi pelaku perjalanan luar negeri, transmisi lokal tidak bisa dihindari. Sebab transmisi Omicron jauh lebih cepat dibandingkan varian lainnya.
Salah satu pengguna transportasi umum juga menyarankan agar aturan perjalanan kembali dilonggarkan, khususnya terkait kebijakan ganjil-genap.
“Ganjil-genap dihilangkan, banyak yang kena di transportasi publik,” keluhnya, Senin (31/1/2022).
Aturan PPKM level 2 di DKI menjadikan kapasitas transportasi umum juga ditingkatkan. Hal ini juga dikeluhkan oleh Nisa (25), pegawai BUMN, yang harus berdesak-desakan dengan penumpang lain saat naik KRL, meningkatkan risikonya tertular Corona.
“Gimana ya, sama aja walaupun di KRL tempat duduknya berjarak. Kan yang berdiri masih dempet-dempetan,” beber Nisa.
Senada, Adit (28), mengatakan meski prokes di KRL lebih ketat, penumpang yang naik tetap padat karena tak semu kursi bisa terisi.
“Isinya sendiri yang jelas ‘kepadatannya’ sama karena yang duduk kan enggak bisa banyak, alhasil banyak yang berdiri. Meski antrean di luar tampak sedikit, begitu masuk ke dalam tetap ramai karena itu tadi, nggak semua kursi bisa diisi,” ujar Adit.
Mengantisipasi penularan Corona, Presiden Joko Widodo (Jokowi), mengimbau karyawan untuk bekerja dari rumah (WFH), dan menghindari keluar rumah jika tidak mendesak.
Curhat Pengguna Transportasi Umum di Tengah Lonjakan Omicron Ibukota
