Shopee Affiliates Program

COVID-19

Jakarta

Pengertian COVID-19

Corona Virus Disease 2019 atau disingkat COVID-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh SARS-CoV-2, salah satu jenis coronavirus. Penyakit ini bisa menyebar dari satu orang ke orang lain melalui percikan dari saluran pernapasan yang dihasilkan saat batuk atau bersin.

Virus ini pertama kali mewabah di kota Wuhan, Tiongkok, dan menyebar ke negara lainnya pada Januari 2020. Sementara, di Indonesia mengumumkan adanya kasus COVID-19 pada Maret 2020.

Berikut beberapa varian atau mutasi dari virus Corona yang telah menyebar, antara lain:

  • Varia Alfa (B.1.1.7)
  • Varian Beta (B.1.351)
  • Varian Delta (B.1617.2)
  • Varian Gamma (P.1)
  • Varian Epsilon (B.1.427/B.429)
  • Varian Zeta (P.2)
  • Varian Omicron (B.1.1.529) dan turunannya

Gejala COVID-19

COVID-19 menimbulkan gejala yang berbeda-beda pada setiap orang. Terkadang, beberapa orang yang terkonfirmasi positif COVID-19 tidak menunjukkan adanya gejala apapun disebut sebagai kasus konfirmasi asimtomatik. Namun, penting diingat bahwa seseorang yang positif COVID-19 tetap bisa menularkan virus ke orang lain.

Berikut beberapa gejala umum pada seseorang yang terinfeksi COVID-19, antara lain:

  • Demam atau menggigil
  • Hidung berair
  • Batuk
  • Sesak napas atau kesulitan bernapas
  • Tubuh terasa lelah
  • Nyeri otot
  • Sakit kepala
  • Sakit tenggorokan
  • Hilangnya kemampuan indera perasa dan penciuman
  • Hidung tersumbat
  • Mual
  • Muntah
  • Diare

Ketika seseorang terinfeksi COVID-19, gejala akan muncul dua sampai 14 hari setelah terpapar virus. Orang dewasa, paruh baya, hingga memiliki kondisi medis yang parah lebih berisiko tinggi mengalami komplikasi serius.

Beberapa varian virus Corona dapat menyebabkan gejala yang lebih serius, antara lain:

  • Demam yang cukup tinggi
  • Rasa sakit atau tertekan yang terus-menerus di dada
  • Ketidakmampuan untuk bangun dari tempat tidur
  • Bibir dan wajah kebiruan
  • Batuk dengan lendir
  • Nyeri dada saat bernapas atau batuk
  • Untuk memastikan gejala-gejala tersebut merupakan gejala dari COVID-19 diperlukan rapid test atau PCR.

Penyebab COVID-19

COVID-19 disebabkan oleh SARS-CoV-2 yakni jenis virus dari coronavirus. Infeksi virus tersebut bisa menyebabkan infeksi pada pernapasan dari yang ringan hingga sedang. Kebanyakan virus corona bisa menyebar melalui:

  • Menyentuh tangan atau wajah orang yang terinfeksi
  • Terkena percikan air liur pengidap saat batuk atau bersin
  • Menyentuh mata, hidung, atau mulut setelah memegang barang yang terkena percikan air
  • Kontak langsung dengan pengidap COVID-19 tanpa menggunakan masker
  • COVID-19 awalnya diduga ditularkan dari hewan ke manusia. Setelah itu, infeksi ini juga diketahui bisa menular dari manusia ke manusia. Mengacu pada WHO yang menyatakan bahwa COVID-19 bisa menular melalui aerosol atau partikel zat di udara. Penularan melalui udara ini lebih mudah terjadi di tengah kerumunan terutama di dalam ruang tertutup.

Faktor Risiko COVID-19

Terdapat beberapa faktor risiko yang menyebabkan seseorang terkena virus COVID-19, antara lain:

  • Tinggal atau berpergian ke area manapun dengan penyebaran yang aktif
  • Melakukan kontak langsung dengan orang yang terinfeksi
  • Lansia
  • Ibu hamil
  • Perokok
  • Mengidap penyakit tertentu
  • Metabolisme lemah
  • Penyakit COVID-19 mudah menular dan berisiko tinggi menginfeksi para tenaga medis yang merawat pasien COVID-19

Komplikasi COVID-19

Pada beberapa kasus, infeksi COVID-19 bisa menyebabkan komplikasi yang lebih serius jika tidak ditangani dengan tepat dan cepat, antara lain:

  • Gagal jantung akut
  • Pneumonia
  • Gagal hati akut
  • Gagal napas akut
  • Gangguan pembekuan darah
  • Gagal ginjal
  • Syok septik
  • Infeksi sekunder pada organ lain seperti penyakit jamur hitam
  • Rhabdomyolysis
  • Kematian

Tak hanya itu, seseorang yang telah dinyatakan sembuh dari COVID-19 melalui hasil pemeriksaan PCR tetap memiliki keluhan, antara lain:

  • Demam
  • Batuk
  • Lemas
  • Sulit dalam berkonsentrasi
  • Jantung berdebar dengan kencang
  • Nyeri sendi
  • Nyeri dada

Diagnosis COVID-19

Dalam mendiagnosis seseorang terkena infeksi COVID-19, dokter melakukan tanya jawab terkait gejala yang dialami, riwayat perjalanan, dan menanyakan apakah pasien melakukan kontak langsung dengan orang yang terinfeksi virus COVID-19.

Tak hanya itu, dokter juga melakukan beberapa pemeriksaan lanjutan, antara lain:

1. Rontgen dada

Tes ini dilakukan untuk mendeteksi cairan di paru-paru

2. Rapid test antigen

Tes ini dilakukan untuk mendeteksi protein yang ada di bagian terluar virus dengan mengambil sampel lendir dari hidung atau tenggorokan.

3. Tes PCR (polymerase chain reaction) atau swab test

Tes ini dilakukan untuk mendeteksi virus Corona di lapisan hidung

4. Analisis gas darah

Tes ini dilakukan untuk memeriksa kadar oksigen dan karbon dioksida di dalam darah

5. Tes darah lengkap

Tes ini dilakukan untuk memeriksa kadar sel darah putih dan C-reactive protein

Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), swab test atau PCR lebih direkomendasikan untuk diagnosis COVID-19. Namun, rapid test juga memiliki peran penting dalam mendeteksi penularan virus corona. Dari deteksi tersebut, tim yang bertugas untuk menangani virus dapat mencegah penularan menjadi lebih luas.

Pengobatan COVID-19

Kepada pasien yang tidak memiliki gejala atau bergejala ringan perlu melakukan isolasi mandiri di rumah. Selain itu, ruangan isolasi harus mempunyai ventilasi dan cahaya yang baik serta selalu dibersihkan dengan desinfektan.

Ketika melakukan isolasi mandiri, perlu memperhatikan beberapa hal yakni:

  • Melakukan isolasi mandiri selama 14 hari tanpa keluar rumah sama sekali
  • Menjaga jarak dengan orang lain
  • Menggunakan masker jika keluar rumah atau ingin berkomunikasi dengan orang lain
  • Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau hand sanitizer
  • Perbanyak minum air putih
  • Istirahat yang cukup
  • Mengonsumsi obat pereda batuk, nyeri, dan demam
  • Ukur suhu tubuh sebanyak dua kali sehari

Kepada pasien dengan gejala yang berat, dokter memberi saran untuk menjalani perawatan di rumah sakit. Terdapat beberapa metode yang dilakukan oleh dokter, yakni:

  • Memberikan obat anti peradangan
  • Memberikan obat untuk mengurangi gejala
  • Memasang alat bantu napas
  • Memberikan infus cairan
  • Memberikan obat pengencer dan pencegah penggumpalan darah
  • Memberikan obat anti virus seperti molnupiravir dan favipiravir
  • Selain itu, seseorang juga perlu menjaga nutrisi dengan mengonsumsi makanan yang bergizi seimbang, minum air putih, dan istirahat dapat membantu menjaga kondisi tubuh agar tetap sehat. Lakukan vaksinasi virus corona untuk mencegah penularan. Vaksin COVID-19 juga membantu mencegah seseorang terkena gejala berat saat terinfeksi.

Kapan Harus ke Dokter?

  • Segera lakukan isolasi mandiri jika mengalami gejala infeksi COVID-19, terutama jika mengunjungi daerah yang memiliki banyak kasus COVID-19 atau melakukan kontak langsung dengan pengidap.
  • Jika seseorang mencurigai dirinya terpapar virus tetapi tidak mengalami gejala atau bergejala ringan. Segera melakukan isolasi mandiri di rumah selama 10 hari sejak munculnya gejala, ditambah dengan 3 hari bebas gejala.
  • Namun, bila gejala yang dialami semakin serius dan memerlukan pemeriksaan langsung oleh dokter, segera mengunjungi dan berkonsultasi dengan dokter agar diberikan penanganan yang tepat.
Terima kasih telah membaca artikel

COVID-19