China Uji Vaksin Sinovac Vs Varian Omicron, Bagaimana Hasilnya?

Jakarta –
Menyusul vaksin Pfizer, Sinovac Biotech Ltd China sedang menguji efektivitas vaksin Sinovac terhadap varian baru virus Covid-19 yaitu varian Omicron.
Salah satu perwakilan dari perusahaan tersebut mengatakan mereka melakukan pengujian serupa dengan apa yang dilakukan Pfizer di mana mereka menggunakan versi virus Covid-19 yaitu pseudovirus yang dimodifikasi secara genetik sebuah virus semu bukan yang asli.
“Uji coba ini akan memberikan wawasan pertama dan tercepat tentang seberapa besar potensi vaksin ini terhadap Omicron,” katanya, menolak untuk mengatakan kapan akan dapat dirilis hasil uji coba tersebut pada Kamis (9/12/2021), sebagaimana dikutip dari Bloomberg News.
Perusahaan tersebut juga mengatakan telah memperoleh varian Omicron dan sedang mempelajari seberapa baik antibodi yang diinduksi vaksin dapat merespons virus yang hidup.
Sinovac merupakan vaksin paling banyak digunakan secara global dengan 2,3 miliar dosis yang dikirim dan telah terbukti sangat efektif dalam mencegah penyakit serius dan kematian namun vaksin ini memiliki tingkat yang rendah terhadap perlindungan penularan Covid-19 daripada vaksin mRNA ketika diuji pada virus asli serta varian lainnya termasuk Delta.
Tetapi vaksin asal China ini memiliki keuntungan karena lebih mudah disimpan dan dikelola daripada vaksin mRNA sehingga lebih terjangkau dan lebih banyak digunakan di banyak negara berkembang.
Maka dari itu seberapa baik efektivitas Sinovac bertahan melawan Omicron adalah pertanyaan tentang konsekuensi signifikan bagi sebagian besar negara berkembang yang bergantung pada vaksin China
Saat ini efek global dari varian Omicron agak menjadi misteri, karena pengujian awal telah menunjukkan bahwa varian tersebut lebih mudah menular daripada jenis sebelumnya, tetapi data juga menunjukkan bahwa gejala yang diderita oleh mereka yang terinfeksi varian Omicron jauh lebih ringan.
Pernyataan tersebut sejalan dengan yang disampaikan oleh WHO yang mengatakan bahwa varian baru tersebut dapat memicu lonjakan dengan konsekuensi yang serius.
Setelah lonjakan infeksi varian di Afrika Selatan, negara tersebut belum melihat lonjakan rawat inap, hal ini menunjukkan bahwa jenis yang lebih menular belum tentu menyebabkan lebih banyak penyakit dan kematian Covid-19.