Cerita dr Clarin Hayes Saksikan Pasien COVID-19 Meninggal di Depan Mata

Jakarta –
Alexandra Clarin Hayes, dokter muda yang aktif membuat konten di media sosial menceritakan pengalaman dirinya saat menjadi relawan di Wisma Atlet. Momen terberat kala itu, saat mendapati beberapa pasien tak bisa selamat dari COVID-19.
Dengan berat hati, ia terpaksa harus menyampaikan kabar duka kepada sanak keluarga yang menunggu perkembangan pasien tersebut. Tak bisa berkata banyak, Clarin hanya bisa memohon maaf karena pasien sudah meninggal dunia.
“Aku hanya bisa bilang ‘ibu mohon maaf’ dan langsung pergi saat itu, karena memang aku melihatnya sedih,” tutur Clarin saat ditemui detikcom.
Clarin mengaku sedih karena tidak bisa berbuat banyak. Banyak dari pasien sudah datang dalam kondisi parah, bahkan saturasi oksigennya jauh di bawah normal.
“Yang paling darurat itu, mereka datang dalam keadaan sudah lemas, dan ketika melihat saturasi oksigennya sudah langsung lemas,” cerita dia.
“Pasien yang datang juga sudah lemas, atau napasnya sudah terengah-engah,” sambungnya.
Tidak sedikit keluarga pasien disebut Clarin menangis histeris karena perburukan terjadi begitu cepat.
“Ada bapak-bapak waktu itu datang dengan saturasi 70 persen, dan lama-lama turun ke 50 persen. Saturasi itu, anggaplah kadar oksigen dalam darah kita. Normalnya di dalam darah kita ada di atas 95 persen,” kata Clarin.
“Ketika pasien dinyatakan udah nggak ada itu, keluarga saat dikasih tahu langsung nangis meledak,” pungkas dia.