CEO Nokia Peringatkan Krisis Chip Masih Terus Berlanjut

Jakarta, – CEO Nokia Pekka Lundmark menunjukkan keberhasilan perombakan organisasi besar-besaran setelah mencatat pertumbuhan pendapatan di Q3-2021 meskipun ada kendala dan masalah pasokan chip di Amerika Utara.
Dalam laporan pendapatannya, Lundmark memuji kinerja Nokia atas peningkatan investasi di bidang teknologi, pilar utama strategi baru perusahaan, dan permintaan pasar.
Masalah rantai pasokan global dan pendapatan jaringan yang lebih rendah dari Amerika Utara diimbangi oleh “pertumbuhan yang kuat dalam Infrastruktur Jaringan,” tambahnya, meskipun memperingatkan ketidakpastian yang terus berlanjut di sekitar batas pasar semikonduktor hingga Q4-2021 dan 2022″.
“Kami bekerja erat tidak hanya dengan pemasok kami untuk memastikan ketersediaan komponen tetapi juga dengan pelanggan kami untuk memastikan kami dapat memenuhi kebutuhan mereka dan mengurangi inflasi biaya komponen yang belum pernah terjadi sebelumnya yang dihadapi industri kami,” kata Lundmark.
Nokia berada di hari-hari awal model operasional barunya, yang diperkenalkan bersamaan dengan dorongan R&D yang dirancang untuk menghidupkan kembali kejayaan yang pernah diraih, sekaligus mengejar ketinggalan di ranah 5G.
Lundmark mencatat selain mendapat manfaat dari penelitiannya yang meningkat, margin operasinya meningkat pada “akuntabilitas dan disiplin keuangan yang didorong oleh model operasi baru kami melalui organisasi”.
Tercatat, laba bersih vendor asal Finlandia itu sebesar €351 juta naik 78 persen tahun-ke-tahun, dengan pendapatan 2% lebih tinggi menjadi €5,4 miliar.
Dengan kekhawatiran terhadap tren bisnis saat ini, Lundmark menjadi CEO yang bersuara terhadap krisis chip yang telah disuarakan banyak pihak. CEO Intel, Pat Gelsinger, mengatakan bahwa kekurangan chip global kemungkinan akan bertahan lebih lama. Kekurangan berbagai komponen utama itu akan berlanjut setidaknya hingga 2023.
Pernyataan itu dibuatnya kepada CNBC, yang dimana Pat Gelsinger juga mengungkapkan bahwa kekurangan komponen di seluruh industri mempengaruhi bisnis chip PC selama kuartal ketiga, yang menyebabkan penurunan 8% pada saham Intel.
Begitupun dengan Qualcomm. CEO Qualcomm Cristiano Amon mengatakan kepada Bloomberg, kekurangan pasokan yang mempengaruhi industri chips akan mulai teratasi pada awal 2022, tetapi terus berdampak besar pada bisnisnya sekarang.
Eksekutif menjelaskan Qualcomm menerapkan sejumlah langkah untuk mencegah kekurangan, yang dia catat mencakup semua produk dan sektor industri perusahaan.