Cegukan Terus Menerus Jadi Gejala Corona Varian Baru? Ini Hasil Risetnya

Jakarta –
Varian baru COVID-19 pertama kali muncul di bagian Tenggara Inggris. Sebuah laporan yang diterbitkan oleh para ilmuwan di Imperial College London menemukan bahwa varian virus Corona baru itu sudah menyebar dengan cepat selama lockdown kedua di Inggris pada November.
Berbeda dengan jenis sebelumnya, varian virus baru Corona telah menunjukkan peningkatan penularan di semua kelompok umur. Beberapa tandanya tidak jauh berbeda dengan virus terdahulu, dan tetap harus diwaspadai.
Dikutip dari Express, Kepala Petugas Medis Profesor Chris Whitty, mengungkapkan gejala strain baru tidak berbeda dengan strain yang sudah beredar.National Health Service(NHS) merilis tiga gejala utama virus Corona meliputi:
- Suhu tubuh tinggi.
- Batuk terus menerus selama lebih dari satu jam, atau lebih dalam sehari
- Kehilangan kemampuan mencium bau dan merasakan rasa.
Tetapi beberapa studi menemukan bahwa cegukan terus-menerus mungkin mengindikasikan gejala COVID-19 yang langka dan tak biasa. Studi pada 2020 menemukan seorang pria berusia 64 tahun yang cegukan terus-menerus sebagai satu-satunya gejala COVID-19.
Orang yang diamati dalam studi tersebut mengunjungi klinik setelah mengalami cegukan selama 72 jam. Tes darah dan paru-paru menunjukkan adanya infeksi paru-paru dan jumlah sel darah putih yang rendah. Ia pun dinyatakan positif COVID-19.
Dikutip dari Forbes, kasus serupa pernah dilaporkan dalam sebuah studi yang diterbitkan di American Journal of Emergency Medicine. Studi tersebut menunjukkan pria 62 tahun mendatangi IGD dengan keluhan cegukan selama 4 hari, tanpa disertai gejala lain. Setelah diperiksa, ternyata ia positif terinfeksi virus Corona.
NHS menyarankan untuk segera memeriksakan diri ke dokter jika cegukan berlangsung lebih dari 48 jam. Beberapa hal lain yang memicu cegukan umumnya karena stres, suasana hati, konsumsi makanan atau minuman tertentu, dan efek obat-obatan.