Catatan Akhir 2020: Drama Kapasitas CEIR, Masalah Baru?

Jakarta, – Gembar-gembor regulasi IMEI terus bergulir dari 2019 lalu. Hingga sampai di Q1 2020, Pemerintah memutuskan menggunakan mekanisme whitelist sebagai regulasi pemblokiran ponsel black market. Mekanisme ini dilakukan dengan mengidentifikasi nomor International Mobile Equipment Identity (IMEI) perangkat sejak pertama kali hendak tersambung ke jaringan seluler (normally off).
Dalam implementasinya, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mewajibkan pengadaan mesin Equipment Indentity Registered (EIR) kepada operator seluler. Kemudian, akan terhubung dengan mesin Central Equipment Indentity Registered (CEIR).
Nantinya, mesin CEIR akan menjadi bagian dari sistem penindakan ponsel ilegal. Kebijakan ini sendiri mulai berlaku sejak 18 April 2020 lalu. Sejak saat itu, Mesin CEIR bertugas untuk memverifikasi data dari mesin EIR yang ada di sisi operator seluler, untuk selanjutnya dilakukan pemblokiran terhadap ponsel ilegal atau black market (BM).
Kapasitas Mesin CEIR Penuh
Tak butuh waktu lama, ternyata mesin CEIR mengalami kendala baru. Solusi yang dianggap mampu menangani ponsel BM kini memiliki total kapasitas 1,2 miliar data nomor IMEI sudah terisi sebanyak 95 persen. Masalah itu membuat input data IMEI ke mesin CEIR terhambat.
Bahkan, beberapa pengguna ponsel resmi melaporkan perangkatnya tidak bisa menerima sinyal. Seperti yang dialami pengguna Asus ROG Phone 3, beberapa dari mereka mengaku tidak mendapatkan sinyal ketika menggunakan slot kedua (SIM 2) di perangkat.
“Iya, masalah tersebut telah berdampak pada Asus ROG Phone 3 yang baru saja kita resmikan ke pasaran Indonesia. Sejauh ini, dampak sudah kita rasakan sejak kita mulai penjualan secara resmi ASUS ROG Phone 3, pada 25 September lalu. Kami mendapat beberapa laporan dari dealer dan end user yang mengeluhkan perangkat mereka tidak mendapatkan sinyal operator seluler,” ujar Muhammad Firman selaku Head of Public Relations and e-Marketing Asus.
Penuhnya mesin CEIR juga membuat produksi ponsel vendor lokal seperti Mito tersendat. Perusahaan mencatat mulai 15 September lalu, semua Tanda Pendaftaran Produk (TPP) mereka tak bisa masuk ke dalam mesin Centralized Equipment Identity Register (CEIR).
Pemerintah sendiri berencana menambah kapasitas CEIR yang sebelumnya hanya 1,2 miliar menjadi 2 miliar. “Saya kira itu tidak ada masalah karena itu hanya masalah teknis sederhana lah. Itu tinggal menambah kapasitasnya, dan sudah ada komitmennya juga untuk kita tambahkan segera,” ucap Ismail, Dirjen Sumber Daya dan Perangkat Informatika Kementerian Kominfo.
Drama Mesin CEIR Dinilai Merugikan
Meski demikian, drama kapasitas CEIR tak bisa dianggap remeh. Bahkan, vendor smartphone lokal seperti Mito memperkirakan perusahaannya bisa saja mengalami resesi lebih cepat, jika perangkatnya terhambat dalam persoalan mesin CEIR.
“Ini sangat berdampak terhadap kelangsungan industri kami. Kami bisa terkena resesi lebih cepat jika sistem ini tidak cepat diperbaiki. Padahal ponsel kami resmi. Semestinya tidak terblokir,” ungkap Hansen, CEO Mito Mobile.
Senada dengan itu, pengamat industri gadget Lucky Sebastian, menyampaikan dampak krusial dari masalah ini jika berlarut-larut akibatnya malah bukan terkesan lagi untuk melindungi masyarakat, membantu vendor resmi untuk berkembang dan menciptakan lapangan kerja.
“Tetapi malah merugikan. Kita sadar bahwa industri ponsel ini sudah bukan lagi sekedar urusan vendor penjual dan masyarakat pembeli, tetapi yang bergantung dengannya sangat banyak. Mulai dari para pekerja pabriknya, distributor, retail besar hingga toko-toko kecil, para SPG, penyedia aksesoris, operator, fintech dan lain sebagainya,” ujarnya.
Selain itu, lembaga riset IDC melaporkan angka pengiriman ponsel di Indonesia diprediksi juga akan menurun pada kuartal keempat (Q4) 2020, akibat dari penuhnya kapasitas mesin CEIR. Meskipun pemerintah mengklaim bahwa mesin CEIR sudah kembali tersedia dan vendor bisa mendaftarkan nomor IMEI perangkatnya lagi, IDC menilai solusi itu hanya bersifat sementara.
Pasalnya, kapasitas mesin CEIR tetap akan sangat terbatas. Apalagi pada 2021 mendatang, Ketua Umum Asosiasi IoT Indonesia, Teguh Prasetya, mengatakan bahwa industri smartphone akan berkembang pesat. “Tahun depan diperkirakan akan ada 30 juta smartphone baru diluncurkan,” ujarnya.
Baca juga: Catatan Akhir 2020: Menguji Daya Tahan Samsung dan Huawei
Dengan demikian, IDC juga menilai solusi ini hanya bisa mengatasi masalah dalam satu hingga dua bulan ke depan saja. Kecuali, pemerintah menemukan solusi yang bisa mengatasi masalah kapasitas mesin CEIR secara permanen.