Cara Kerja Sianida, Racun Mematikan yang Tewaskan Anak Ojol di Bantul

Jakarta –
Bukan pertama kali Indonesia dibuat geger oleh kasus kematian akibat racun sianida. Pilu, kini kabar duka tersebut menimpa bocah 10 tahun, anak seorang driver ojol tak sengaja menelan sate takjil beracun, hasil salah kirim dari Nani Apriliani.
Apa itu sebenarnya sianida? Jika berbahaya, kenapa bisa dibeli orang masyarakat umum?
“Sianida adalah suatu senyawa kimia yang mematikan, yang terdapat dalam berbagai bentuk. Sianida dapat berupa gas yang tidak berwarna, seperti hidrogen sianida (HCN) atau cyanogen chloride (CNCl), atau bentuk kristal seperti natrium sianida (NaCN) atau kalium sianida (KCN),” terang guru besar Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof Dr apt Zullies Ikawati pada detikcom, Senin (3/5/2021).
Prof Zullies menjelaskan, racun sianida yang pula biasa disebut ‘potas’ atau ‘apotas’ umumnya dijual oleh toko bahan kimia, dipertuntukkan kepentingan penelitian. Dalam keseharian, banyak juga yang menggunakan bentuk padat kalium sianida sebagai racun tikus atau racun ikan.
Tak tertutup kemungkinan, masyarakat umum atau dalam konteks ini adalah pengirim sate takjil beracun, mendapatkan racun sianida secara ilegal.
Menurutnya, senyawa sianida amat beracun (toksik). Jika masuk ke dalam tubuh, misalnya karena tertelan, senyawa ini akan menghambat kerja enzim.
Akibatnya, pemanfaatan oksigen dalam jaringan terganggu. Organ yang sensitif terhadap kondisi kekurangan oksigen pun akan rusak. Yang paling krusial, tak lain otak.
“Kekurangan oksigen ini akan menyebabkan kejang, gangguan jantung dan pernafasan, dan bisa menyebabkan kematian jika kadarnya cukup tinggi,” jelasnya.
Seringkali, sianida digambarkan sebagai senyawa yang berbau seperti almond dan terasa pahit. Akan tetapi menurut Prof Zulies, tidak semua orang bisa mendeteksi bau ini.