Buka-bukaan Afgan Idap Sleep Spasm, Efeknya Jadi Susah Tidur

Jakarta

Penyanyi papan atas Indonesia Afgan beberapa waktu lalu buka-bukaan mengenai kondisi kesehatannya. Ia mengaku memiliki sejumlah masalah tidur yang membuatnya merasa terganggu. Salah satu masalah tidur yang ia alami adalah sleep spasm atau kejang saat tidur.

Afgan menuturkan bahwa situasi tersebut membuat dirinya sulit beristirahat dengan baik dan berkualitas.

“Iya gue ada sleep spasm. Jadi ketika lo udah mau tidur, otot lo tiba-tiba kayak ngebangunin lo gitu. Nggak enak banget rasanya, sebel banget,” ucap Afgan ketika berbincang dengan Praz Teguh dalam kanal Youtube Deddy Corbuzier, Jumat (2/2/2024).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Afgan menuturkan ia sempat pergi ke dokter untuk memeriksakan kondisinya. Ia juga mendapatkan obat untuk mengatasi masalah tidurnya itu, tetapi Afgan mengatakan masalah tidur tersebut kembali muncul.

“Ada sih (obat), gue minum obatnya. Dikasih obatnya cuma sempat sembuh, tapi tiba-tiba sekarang lagi kambuh. Makanya sekarang lagi ngantuk banget,” katanya.

Situasi sleep spasm dalam istilah medis dikenal dengan sleep myoclonus. Kondisi ini terjadi saat kedutan otot muncul secara tidak sengaja saat orang mau tidur atau ketika sudah tidur. Gerakannya meliputi sentakan tiba-tiba pada tangan dan kaki, kedutan otot seperti kejutan, kejang otot terlokalisasi dan meluas, serta kejang otot karena rangsangan eksternal.

Dikutip dari Medical News Today, kondisi ini bukanlah sebuah penyakit melainkan gejala dari kondisi kesehatan berbeda. Sleep myoclonus juga bisa terjadi tanpa diketahui penyebabnya.

Istilah myoclonus mengacu pada kejang tidak sengaja yang melibatkan otot atau sekelompok otot. Cegukan adalah salah satu contoh myoclonus yang mempengaruhi otot-otot diafragma.

Walaupun belum diketahui jelas apa penyebabnya, kondisi ini dalam banyak kasus disebabkan oleh masalah yang mempengaruhi otak dan sumsum tulang belakang. Kemungkinan penyebab sleep myoclonus bisa berbeda-beda setiap orang bergantung pada usianya.

Anak-anak

– Gangguan tidur.
– Gangguan gerakan anggota badan periodik anak.
– Gangguan gerakan ritmik.
– Epilepsi.

Dewasa

– Sindrom kaki gelisah (RLS) atau munculnya dorongan menggerakkan kaki secara tidak terkendali.
– Sklerosis multipel.
– Penyakit Huntington atau kelainan genetik yang mengakibatkan kerusakan sel saraf otak dan mempengaruhi gerakan.
– Pada lansia juga bisa akibat alzheimer dan parkinson.

Terima kasih telah membaca artikel

Buka-bukaan Afgan Idap Sleep Spasm, Efeknya Jadi Susah Tidur