BPOM Setujui 5 Vaksin Booster untuk COVID-19, Ini Sederet Efek Sampingnya

Jakarta

Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan RI (BPOM) Penny K Lukito menyampaikan 5 jenis vaksin yang dipergunakan untuk booster COVID-19 beserta tingkat keamanan dari masing-masing vaksin.

Kelima dari vaksin tersebut sudah mendapatkan Penggunaan Darurat atau Emergency Use Authorization (EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

“Dalam hal ini ada lima vaksin yang telah mendapatkan EUA,” kata Penny K Lukito dalam konferensi pers, Senin (10/1/2022).

Kelima vaksin ini adalah CoronaVac, Pfizer, AstraZeneca, Moderna, Zifivax. Lalu, bagaimana dengan keamanan dari masing-masing vaksin booster COVID-19 yang telah disetujui BPOM?

1. CoronaVac

Vaksin yang diproduksi oleh Sinovac ini diberikan dengan skema homolog. KIPI dari vaksin COVID-19 CoronaVac sebagai berikut:

Kejadian tidak diinginkan yang tidak diinginkan yang sering terjadi yang berhubungan dengan vaksin:

  • Reaksi lokal seperti nyeri di tempat suntikan
  • Kemerahan
  • Umumnya tingkat keparahan grade 1-2

2. Pfizer

Vaksin COVID-19 Pfizer ini diberikan dengan skema homolog. KIPI dari vaksin COVID-19 Pizer sebagai berikut:

  • Nyeri ditempat suntikan
  • Sakit kepala
  • Nyeri otot
  • Nyeri sendi
  • Demam

3. Astrazeneca

  • Data keamanan dari vaksin AstraZeneca dapat ditoleransi dengan baik.
  • KIPI bersifat ringan dan sedang (ringan 55 persen, sedang 37 persen)

Untuk dua vaksin jenis lainnya yakni Moderna dan Zivivax, BPOM tidak merinci lebih lanjut. Meski demikian ia membeberkan vaksin Moderna punya respon imun antibodi netralisasi sebesar 13 kali setelah pemberian dosis booster.

Sedangkan Zifivax, menunjukkan bahwa peningkatan antibodi netralisasi meningkat lebih dari 30 kali pada subjek yang telah mendapatkan dosis primer sinovac atau sinopharm.


Terima kasih telah membaca artikel

BPOM Setujui 5 Vaksin Booster untuk COVID-19, Ini Sederet Efek Sampingnya