Belajar dari Takjil Maut, Bagaimana Pertolongan Pertama Keracunan Sianida?

Jakarta

Kabar duka yang menimpa anak sopir ojek online akibat sate takjil beracun bukan kali pertama kematian akibat racun sianida. Lagi-lagi, sang korban tak tahu-menahu soal adanya racun sianida kala menelan makanan beracun.

Guru besar Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof Dr apt Zullies Ikawati menerangkan, racun kalium sianida atau yang kerap disebut ‘potas’ atau ‘apotas’ sebenarnya tak diperjualbelikan sembarangan. Biasanya, hanya untuk kepentingan penelitian.

“Sianida terkadang digambarkan sebagai memiliki bau seperti “almond”, tapi juga tidak selalu berbau, dan tidak semua orang bisa mendeteksi bau ini. Rasanya pahit,” terang Prof Zullies pada detikcom, Senin (3/5/2021).

Orang yang keracunan atau tak sengaja menelan sianida umumnya mengalami kejang, sulit bernapas, hingga pingsan. Pasalnya, racun ini mengganggu pemanfaatan oksigen dalam jaringan organ yang sensitif terhadap oksigen, terutama otak.

“Jika menjumpai seseorang yang dicurigai mengalami keracunan sianida dengan gejala-gejala di atas, bawa orang tersebut ke ruang terbuka. Jika pernah dapat pelatihan bantuan hidup dasar, dapat lakukan teknik RJP (resusitasi jantung paru) pada seseorang yang dicurigai mengalami keracunan sianida dan mengalami henti jantung dan henti napas. Segera dibawa ke IGD RS utk mendapat penanganan yg tepat,” jelasnya.

Jangan beri napas buatan

Prof Zullies menegaskan, bantuan napas mulut ke mulut (mouth to mouth) bisa menimbulkan penyebaran racun sianida. Bahkan, penanganan pada orang yang kulit atau pakaiannya terkena sianida pun harus dilakukan dengan hati-hati.

“Tindakan terbaik yang bisa dilakukan adalah dengan menghubungi petugas medis agar tidak ikut terpapar sianida. Pasien yang dicurigai mengalami keracunan sianida akan langsung diberikan bantuan oksigen,” pungkasnya.


Terima kasih telah membaca artikel

Belajar dari Takjil Maut, Bagaimana Pertolongan Pertama Keracunan Sianida?