Bau Amis Pertanda Liver? Ini 5 Penyakit yang Konon Terdeteksi dari Aroma Badan

Jakarta

Bau badan (body odor) merupakan hal yang alami dirasakan oleh setiap orang. Hal ini lumrah terjadi akibat bakteri bercampur dengan keringat.

Bau badan seringkali dikaitkan dengan orang yang ‘jorok’ atau ‘kurang menjaga kebersihan’, membuat seseorang menjadi tidak percaya diri. Faktanya, bau badan bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti hormon, pola makan, obat-obatan tertentu, dan kondisi kesehatan yang mendasarinya.

Selain itu, bau badan juga bisa disebabkan oleh kelembapan, genetika, kelebihan berat badan, dan olahraga. Bagi kaum hawa, bau badan juga bisa dipengaruhi oleh faktor hormonal seperti menstruasi dan ovulasi (pembuahan).


Namun, penelitian terbaru menunjukkan bau badan dapat mendiagnosis sejumlah penyakit mematikan. Lebih lanjut, bahwa penyakit tertentu memiliki ‘jejak napas’ (breath print) sendiri, yang dapat dianggap sebagai biomarker untuk diagnosis dini kondisi tersebut.

Hubungan Antara Penyakit dan Bau Badan

Sejumlah ahli menuturkan, cara kerja tubuh seseorang mengalami perubahan apabila ia mengidap suatu penyakit. Perubahan dalam proses biokimia yang berbeda dapat memproduksi molekul kecil yang mudah menguap di dalam tubuh, yang diangkut oleh darah ke seluruh tubuh. Molekul tersebut kemudian dilepaskan tubuh melalui napas, urine, dan keringat.

“Menurut literatur ilmiah, ada bukti bahwa aroma tersebut mungkin mengandung penanda untuk kanker paru-paru, kanker payudara, diabetes, melanoma dan banyak lagi,” kata insinyur biomedis di Ben-Gurion University Israel, Yehuda Zeiri, dikutip dari Medical Daily, Jumat (12/5/2023).

Berikut adalah penyakit yang dapat dideteksi melalui aroma tubuh:

1. Diabetes

Penelitian menyebut pengidap diabetes memiliki bau badan seperti buah (fruity smell). Bau buah berasal dari zat ketoasidosis yang disebabkan karena penggunaan insulin yang tidak mencukupi atau tidak efisien dalam tubuh.

2. Preeklampsia

Preeklampsia merupakan gangguan hipertensi (darah tinggi) yang biasa terjadi pada ibu hamil. Kondisi ini bahkan bisa menyebabkan komplikasi yang dimulai setelah usia kehamilan 20 minggu. Preeklampsia juga bisa menyerang wanita yang tidak pernah memiliki riwayat hipertensi.

Preeklampsia dapat meningkatkan kadar protein dalam urine yang mengindikasikan kerusakan ginjal dan tanda-tanda kerusakan organ lainnya. Jika dibiarkan, preeklampsia dapat menyebabkan komplikasi bagi ibu hamil dan janin dan bahkan bisa fatal.

Sebuah penelitian yang diterbitkan pada 2016 menyebut bahwa cetakan napas ibu hamil dengan tingkat akurasi sebesar 84 persen.

NEXT: Liver hingga Gagal Ginjal

Terima kasih telah membaca artikel

Bau Amis Pertanda Liver? Ini 5 Penyakit yang Konon Terdeteksi dari Aroma Badan