
Bakal Merugikan Penjualan di Akhir 2021, Kelangkaan Chip Berlanjut Hingga 2022

Jakarta, – Krisis chip dinilai bakal melampaui Desember 2021, menurut berberapa proyeksi. Bahkan baru-baru ini CEO ARM, Simon Segars, menilai krisis komponen tersebut bakal memburuk hingga merugikan penjualan produk teknologi termasuk ponsel selama periode perayaan akhir tahun.
Berdasarkan pandanganya, kesenjangan yang ia amati semakin lebar antara permintaan dan penawaran, yang dipandang sebagai paling ekstrem. Melihat hal tersebut dirinya menyebut jika kelangkaan chip ini, bakal berlanjut hingga tahun akhir 2022.
Hal ini dikarenakan di penghujung 2021 pabrikan chip akan bergulat dengan menyelesaikan pesanan yang tidak terpenuhi. Pandangannya ini pun tidak berbeda dari dari sentimen yang dimiliki oleh pembuat chip dan pakar industri, bahkan dengan beberapa upaya ekstensif untuk menjembatani jurang permintaan dan penawaran.
Salah satu yang memiliki pandangan serupa Simon ialah CEO Intel Pat Gelsinger, yang juga memprediksi kelangkaan chip global akan berlanjut tidak sampai tahun 2023.
Kini berdasarkan catatan kekurangan chip terlihat kian memburuk dalam beberapa kasus, mempengaruhi tenggat waktu produksi dan mengulur aspek penting dari jadwal produksi.
Beberapa tantangan berat dalam bisnis pembuatan chip pun terus memperluas operasi dan teknologi mereka untuk mengatasi kekurangan chip. Beberapa pemerintah juga melakukan intervensi untuk memantau dan meningkatkan rantai pasokan untuk mengekang inefisiensi dan penundaan dalam rantai tersebut.
Untuk sementara, langkah-langkah ini tampaknya belum memberikan hasil yang diinginkan sepenuhnya.
Tonton juga video di bawah ini:
[embedded content]Bakal Merugikan Penjualan di Akhir 2021, Kelangkaan Chip Berlanjut Hingga 2022
