
Bagaimana Jamur Hitam Menginfeksi Pasien COVID-19? Profesor Ini Menjelaskannya

Jakarta –
Selain pandemi COVID-19, wabah infeksi jamur hitam atau mucormycosis juga tengah mengamuk di India. Para ahli terus mencari tahu bagaimana itu bisa banyak terjadi pada pasien COVID-19.
Profesor penyakit menular di Universitas Manchester David Denning mengatakan pemberian obat steroid yang berlebihan itu menjadi salah satu penyebab infeksi jamur hitam. Hal itu bisa menekan sistem kekebalan tubuh seseorang.
“Ini menekan sistem kekebalan, sehingga tubuh Anda tidak mampu melawan infeksi,” kata Prof Denning yang dikutip dari Inews.co.uk, Selasa (2/6/2021).
Infeksi COVID-19 tersebut mempengaruhi lapisan paru-paru dan iritasi pada saluran udara, serta di bagian belakang hidung. Saat pasien COVID-19 tidak bisa mencium apapun, bisa menjadi kesempatan untuk jamur tersebut masuk.
“Pasien COVID-19 tidak bisa mencium dengan baik dan tidak bisa merasakan… itu memungkinkan jamur masuk,” lanjutnya.
Bagaimana mengatasinya?
Prof Denning mengatakan kematian akibat jamur hitam lebih tinggi daripada jamur putih. Pada jamur putih mencapai 75-80 persen, sedangkan jamur hitam 99 persen.
Namun pengobatan yang tepat, angka kematian akibat jamur putih bisa turun 30 persen. Sementara pada jamur hitam bisa turun hingga 50 persen.
“Dengan mucormycosis (jamur hitam), jika tidak diobati hampir semua orang mati. Hanya yang berhasil lolos adalah kasus ringan di mana diabetes benar-benar terkontrol dengan baik,” ujar Prof Denning.
“Anda harus menjalani operasi untuk mucormycosis, tidak bisa hanya dengan minum obat. Orang-orang akhirnya akan kehilangan mata atau hidung mereka agar bisa bebas dari jamur. Itu (infeksi) bisa naik ke otak dan berakibat fatal,” pungkasnya.
Bagaimana Jamur Hitam Menginfeksi Pasien COVID-19? Profesor Ini Menjelaskannya
