Badan Intelijen AS Menuduh Rusia Sebagai Dalang Peretasan SolarWinds

Jakarta, – Intelijen Amerika Serikat secara resmi menuduh sekaligus menyalahkan peretas Rusia atas kasus pembobolan SolarWinds, sebuah perusahaan IT yang bergerak di network performance monitor.
Pada hari Selasa, (5/1) Federal Bureau of Investigation (FBI), National Security Agency (NSA), dan Kantor Direktur Intelijen Nasional mengeluarkan pernyataan bersama dengan Cyber security and Infrastructure Security Agency (CISA) tentang penyelidikan mereka atas pelanggaran tersebut.
Baca juga: Peretas Rusia Dicurigai Membobol Pelanggan Microsoft
“Serangan ini menunjukkan aktor Advanced Persistent Threat (APT), kemungkinan besar berasal dari Rusia. Dan mereka harus bertanggung jawab atas sebagian besar atau semua kompromi dunia maya yang baru-baru ini ditemukan dan berlanjut ke jaringan pemerintah dan non-pemerintah,” kata pernyataan itu, dikutip dari PcMag, Rabu, (6/1).
Memang dalam pernyataan itu tidak memberikan bukti spesifik soal serangan yang mengarah ke Rusia. Pejabat AS lebih pada mencurigai bahwa serangan perusahaan IT SolarWinds itu merupakan mata-mata yang disponsori negara Rusia, yang kemudian mereka gunakan sebagai landasan untuk membobol beberapa departemen pemerintah AS.
Serangan tersebut secara khusus melibatkan perusakan produk Orion SolarWind, yang kemudian didistribusikan ke komputer Windows milik sekitar 18.000 pelanggan. Namun, tersangka peretas Rusia juga menyuntikan malware tambahan yang mampu memata-matai komputer dan mencuri file.
“Kami sejauh ini telah mengidentifikasi kurang lebih 10 badan pemerintah AS yang termasuk dalam kategori ini, dan sedang bekerja untuk mengidentifikasi entitas non-pemerintah yang juga mungkin terkena dampak,” kata pernyataan bersama tersebut.
Baca juga: Cyberpunk 2077 Bakal Kedatangan DLC Gratis
Pelu Anda ketahui dampak serangan siber ini sangat besar, bahkan mampu mempengaruhi badan-badan penting di markasnya bintang film holywood itu, sebut saja seperti Departemen Keuangan AS, Departemen Luar Negeri, Departemen Perdagangan dan Departemen Energi menurut laporan The New York Times.
Jika ditelisik memang belum ada informasi baru, namun tuduhan resmi ini hadir setelah beberapa minggu setelah Presiden Trump meragukan peran Rusia dalam peretasan, dan lebih menduga sumber serangan itu berasal dari China.