Babak Baru Vaksin Nusantara dr Terawan, Anggap Gampang Varian Baru Corona

Jakarta –
Lama tak terdengar kabarnya, mantan menteri kesehatan Terawan Agus Putranto muncul dalam rapat dalam Komisis VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI. Ia bersama tim risetnya mengungkap hasil uji klinis fase 2 vaksin Nusantara yang sempat menuai kontroversi.
Salah satu yang diungkap adalah sejumlah kejadian tidak diinginkan (KTD) yang muncul selama uji klinis. Diklaim tidak ada efek yang dikategorikan serius, umumnya hanya efek ringan.
“Hasilnya adalah kejadian tidak diinginkan semua derajat ringan. Terdapat 24 subyek yang mengeluhkan reaksi lokal grade 1,” jelas Letkol Johnny, salah seorang peneliti vaksin Nusantara, dalam rapat bersama Komisi VII DPR RI, Rabu (16/6/2021).
Berikut kejadian tidak diinginkan kategori ringan yang dicatat:
- Pegal: 17 orang
- Memar: 3 orang
- Kemerahan: 3 orang
- Gatal: 1 orang
Selain itu, dr Terawan juga mengklaim vaksin Nusantara yang dikembangkannya dengan teknologi sel dendritik bisa jadi solusi mengatasi berbagai varian baru virus Corona yang bermunculan belakangan ini.
“Soal varian saya jawab gampang sekali, hanya butuh delapan hari, antigen saya ganti. Karena Antigen itu rekombinan jadi spike S, kita tinggal lihat dia mutasi mana, tinggal gabung-gabung saja,” sebutnya.
“Tinggal kita tambahi mutasi Inggris, India, maupun Afrika Selatan,” lanjutnya.
Uji klinis vaksin Nusantara sempat menuai kontroversi karena tidak mendapat restu BPOM. Perjalanan riset vaksin berbasis sel dendritik ini dinilai menabrak sejumlah pakem ilmiah dan tidak efektif untuk situasi pandemi karena bersifat individual.