Awas Hipertensi! Kemenkes Ungkap Konsumsi Garam Warga RI Lebihi Batas Wajar

Jakarta

Gaya hidup serba instan meningkatkan risiko penyakit bagi warga Indonesia, terutama kaum muda. Data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menunjukkan, tren kasus penyakit hipertensi, kanker, stroke, diabetes melitus dan ginjal kronis terus meningkat dari tahun ke tahun.

Direktur P2PTM Kemenkes dr Eva Susanti mengatakan 28,7 persen masyarakat Indonesia mengonsumsi GGL (gula garam lemak) melebihi batas yang dianjurkan.

“Konsumsi garam masyarakat Indonesia menjadi yang paling mengkhawatirkan yakni sebanyak 53,5 persen populasi mengkonsumsi garam lebih besar dari batas wajar 2.000 miligram per hari,” kata dr Eva dalam keterangan tertulis, Sabtu (13/5/2023).


Dia menambahkan, populasi masyarakat yang mengkonsumsi lemak melampaui batas aman 67 gram per hari sebesar 24,24 persen. Kemudian sebanyak 5,5 persen masyarakat tercatat mengonsumsi gula lebih besar dari rekomendasi harian 50 gram.

Gavra Arkananta, Health Heroes Fasilitator merekomendasikan Kemenkes untuk penggunaan pesan kesehatan secara efektif pada label produk makanan/minuman sehingga kelompok muda lebih sadar kesehatan dan risiko penyakit yang mengancam. Saat ini, ukuran pesan kesehatan pada label produk sangat kecil sehingga sulit dibaca.

“Hampir semua remaja dan kelompok muda yang dikunjungi Health Heroes di sekolah-sekolah tidak ada yang memahami tentang Informasi Nilai Gizi (ING),”ujar Gavra.

Konsumsi garam berlebihan erat kaitannya dengan risiko hipertensi atau darah tinggi. Orang dengan hipertensi lebih tinggi risikonya mengalami stroke sampai serangan jantung.

Data BPJS Kesehatan pada tahun 2022 mengungkap terjadi peningkatan jumlah pembiayaan penyakit berbahaya yang memakan anggaran hingga Rp 24,06 triliun. Penyakit jantung, kanker, stroke, dan gagal ginjal merupakan empat penyakit teratas yang bikin tekor BPJS Kesehatan di tahun lalu.

Terima kasih telah membaca artikel

Awas Hipertensi! Kemenkes Ungkap Konsumsi Garam Warga RI Lebihi Batas Wajar