Awas! Broadcast ‘Obat COVID-19’ Isolasi Mandiri Banyak yang Tidak Tepat

Jakarta

Di tengah lonjakan kasus COVID-19, beredar sejumlah resep yang diklaim ‘obat COVID-19’ untuk isolasi mandiri. Dokter mengingatkan, minum obat sembarangan bisa berbahaya.

Beberapa resep obat COVID-19 untuk isolasi mandiri yang beredar mencantumkan obat keras. Artinya, seharusnya hanya bisa dibeli di apotek dengan resep dokter. Tentu bukan tanpa alasan, obat-obat tersebut memang punya efek samping yang membahayakan jika penggunaannya tidak tepat.

Praktisi kesehatan dari RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) Prof dr Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH mengingatkan, beberapa resep obat COVID-19 untuk isolasi mandiri yang viral di media sosial sebenarnya tidak tepat. Informasinya pun tidak lengkap.

Dexamethasone tidak boleh untuk tanpa gejala atau gejala ringan,” Prof Ari mencontohkan.

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dalam banyak kesempatan juga telah mengingatkan untuk tidak membeli obat-obat keras secara ilegal di lapak online. Obat-obat yang tidak bisa dibeli tanpa resep di apotek, belakangan banyak juga dijual di lapak online.

Selain obat keras pun sebenarnya tidak bisa dikonsumsi sembarangan. Beberapa suplemen seperti vitamin C misalnya, bila dikonsumsi berlebihan bisa mengganggu pencernaan karena bersifat asam. Dosis pemeliharaan juga berbeda dengan dosis untuk terapi.

“Untuk sakit maag yang akut, maintance anjuran Vitamin C 300 mg,” terang Prof Ari mengingatkan, Jumat (2/7/2021).

Lalu vitamin dan suplemen apa yang aman? Berikut pedomannya.

Rekomendasi vitamin untuk pasien COVID-19 tanpa gejala

Vitamin C:

  • Tablet vitamin C non acidic 500 mg per 6-8 jam sekali (untuk 14 hari)
  • Tablet hisap vitamin C 500 mg per 12 jam sekali (selama 30 hari)
  • Multivitamin yang mengandung vitamin C 1-2 tablet per hari (selama 30 hari)
  • Dianjurkan multivitamin yang mengandung C, B, E, Zink.

Vitamin D:

  • Suplemen 400-1000 UI per hari
  • Obat 1000-5000 IU per hari.

Rekomendasi vitamin untuk pasien COVID-19 bergejala ringan

Vitamin C:

  • Tablet vitamin C non acidic 500 mg per 6-8 jam sekali (untuk 14 hari)
  • Tablet hisap vitamin C 500 mg per 12 jam sekali (selama 30 hari)
  • Multivitamin yang mengandung vitamin C 1-2 tablet per hari (selama 30 hari)
  • Dianjurkan multivitamin yang mengandung C, B, E, Zink.

Vitamin D:

  • Suplemen 400-1000 IU per hari
  • Obat 1000-5000 IU per hari.

Pada pasien isolasi bergejala ringan-sedang, beberapa obat antiradang, antivirus, dan mungkin antibiotik bisa diresepkan oleh dokter berdasarkan pemeriksaan. Konsultasikan terlebih dahulu sebelum mengonsumsinya.


Terima kasih telah membaca artikel

Awas! Broadcast ‘Obat COVID-19’ Isolasi Mandiri Banyak yang Tidak Tepat