Apple Berpeluang Besar Mencuri Market Share Huawei

Jakarta, – Perusahaan riset pasar TrendForce memperkirakan pangsa pasar ponsel pintar Huawei akan anjlok pada 2021. Apple dan vendor China yang bersaing diperkirakan akan meraup keuntungan dari melemahnya kinerja Huawei.

Dalam studi terbarunya, TrendForce memperkirakan pangsa Huawei akan turun hingga dua digit. Tak tanggung-tanggung, lembaga riset itu memprediksi, Huawei akan kehilangan sekitar 14% pangsa pasar pada tahun ini dan 4% pada 2021 karena pembatasan AS.

Dalam riset sebelumnya, TrendForce memproyeksi produksi smartphone Huawei untuk 2020 hanya akan mencapai 170 juta unit. Angka ini lebih rendah 10% dibandingkan dengan prediksi sebelumnya, yakni 190 juta unit. Dengan produksi yang menurun drastis, pangsa pasar Huawei dipastikan akan menciut dan diperkirakan bakal anjlok ke posisi ke-7.

Perusahaan riset tersebut menyatakan “Apple berpeluang besar menangkap beberapa permintaan yang sebelumnya ditujukan untuk smartphone kelas atas Huawei”. Namun Apple tidak sendirian. Vendor-vendor China seperti Xiaomi, Oppo dan Vivo juga diperkirakan akan meraup keuntungan dengan melemahnya kinerja Huawei dengan menggenjot produksi.

TrendForce menambahkan, Honor yang merupakan sub brand dari Huawei diperkirakan akan mengambil 2 persen market share pada 2021. Saat ini Huawei sedang dalam proses menjual unit bisnisnya itu kepada ke entitas baru yang disebut Teknologi Informasi Baru Zhixin Shenzhen, yang dibentuk dari para agen dan dealernya. Dengan penjualan Honor, Huawei berharap dapat mencari sumber-sumber baru untuk pasokan komponen yang saat ini dibatasi oleh sanksi AS.

Meski bakal berganti kepemilikan, TrendForce memperingatkan unit tersebut masih dapat menghadapi hambatan karena pembatasan AS, dengan alasan kekhawatiran seputar pasokan komponen dan akses ke layanan Google.

TrendForce juga memperingatkan Honor menghadapi tantangan dalam mengakses kapasitas pengecoran karena kekurangan umum “kapasitas wafer untuk bundel chip AP”. Perusahaan riset memperkirakan hal ini mungkin tidak akan selesai hingga paruh terakhir tahun ini.

Khusus Apple, kinerja vendor AS itu memang terbilang turun naik. Riset IDC mengungkapkan, Apple melorot ke posisi empat digeser Xiaomi pada kuartal ketiga 2020. Meski tergeser, para pesaing tak bisa menganggap remeh. Pasalnya, vendor yang berbasis di Cupertino, California itu, telah meluncurkan iPhone 12 pada Oktober lalu, sekitar sebulan lebih lambat dari biasanya.

Walaupun terlambat sekitar dua bulan dari yang direncanakan, kehadiran iPhone 12 bakal meningkatkan level persaingan. Membuat posisi Apple tetap kuat. Sehingga bukan tidak mungkin kalau peringkat Apple bisa naik lagi pada kuartal keempat 2020. Kini dengan melemahnya Huawei, kinerja Apple diprediksi akan semakin berotot pada tahun depan.

Seperti halnya TrendForce, lembaga riset lainnya, Digitimes Research memperkirakan pengiriman smartphone global pada 2021 akan tumbuh pada tingkat dua digit atau 150 juta unit. Pertumbuhan ini akan dipercepat dengan pembangunan infrastruktur 5G dan proses operasi komersial di Jepang, Eropa Barat, dan Amerika Serikat.

Dalam lima tahun ke depan, dengan bertambahnya jumlah jaringan komersial 5G dan perluasan cakupan, permintaan penggantian smartphone 5G akan meningkat. Digitimes Research memprediksi bahwa pasokan peralatan 5G atau 4G level awal di pasar negara berkembang juga akan mendorong pengiriman smartphone global. Mereka diharapkan mencapai 1,5 miliar dan 1,7 miliar pada tahun 2023 dan 2025.

Samsung Electronics dan Apple akan menempati dua posisi teratas dalam pengiriman smartphone pada tahun 2021. Mereka akan diikuti oleh OPPO, VIVO dan Xiaomi. Transsion yang memiliki basis pasar yang kuat di Afrika dan Asia Selatan akan menempati peringkat keenam. Huawei, yang terkena dampak larangan AS, diperkirakan turun kembali ke posisi ketujuh.

Terima kasih telah membaca artikel

Apple Berpeluang Besar Mencuri Market Share Huawei