Apakah Ukuran Mr P Dipengaruhi Genetik? Begini Faktanya

Jakarta

Bagi sebagian pria, ukuran penis adalah hal yang sangat penting dalam kehidupan bercinta bersama pasangan. Tak sedikit pria yang merasa insecure ketika ukuran penisnya tidak sesuai yang diinginkan.

Banyak orang yang bertanya, sebenarnya apa sih yang menjadi faktor besar atau kecilnya penis? Apakah disebabkan oleh genetik? Berikut ini adalah beberapa faktor yang mempengaruhi ukuran penis pria dikutip dari Medical News Today:

Genetik

Gen adalah bahan penyusun yang menentukan penampilan dan perilaku organisme hidup. Manusia mewarisi dua salinan dari setiap gen, masing-masing satu dari setiap orang tua. Banyak gen membentuk kromosom.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Manusia mempunyai 23 pasang kromosom. Dari jumlah tersebut, terdapat 22 autosom dan satu set kromosom seks. Kromosom seks seseorang menentukan jenis kelamin biologis dan karakteristik seksual sekundernya.

Laki-laki mewarisi satu kromosom Y dari orang tua laki-laki dan satu kromosom X dari orang tua perempuan. Perempuan mewarisi dua kromosom X, masing-masing satu dari setiap orang tua.

Kromosom Y membawa gen yang mengawasi perkembangan alat kelamin dan kesuburan pria. Kromosom ini juga menentukan perkembangan penis dan testis, tetapi tidak menentukan ukuran atau ketebalan penis. Karakteristik ini lebih bergantung pada kromosom X.

Jumlah kromosom X dapat mengandung 900 – 1.400 gen, sedangkan kromosom Y hanya sekitar 70-200 gen. Perbedaan ini mungkin menjelaskan mengapa ukuran penis bisa berbeda-beda di antara saudara kandung yang memiliki dua orang tua kandung sama.

Selain itu, mutasi genetik juga dapat mempengaruhi ukuran dan penampilan penis. Meski jarang terjadi, kondisi genetik terkadang mempengaruhi ukuran penis seperti sindrom Kallmann dan sindrom Klinefelter. Jadi ukuran penis tergantung pada kombinasi gen orang tua seseorang, gen uniknya sendiri, dan faktor eksternal lainnya.

Hormon

Hormon seks pria atau androgen dapat berkontribusi pada pertumbuhan testis dan penis. Selama kelenjar pituitari menghasilkan lebih banyak hormon luteinizing (LH) dan hormon perangsang folikel (FSH). LH meningkatkan produksi testosteron di sel Leydig testis, dan FSH meningkatkan produksi sperma.

Tak hanya itu, variasi kadar testosteron selama kehamilan ibu dapat menyebabkan kelainan pada penis anak. Misalnya, ibu mungkin tidak memproduksi cukup hormon human chorionic gonadotropin (hCG) yang merangsang perkembangan testosteron pada janin.

Ketika masalah hormonal tersebut muncul, penis janin laki-laki mungkin tidak dapat berkembang seperti biasanya.

Terima kasih telah membaca artikel

Apakah Ukuran Mr P Dipengaruhi Genetik? Begini Faktanya