Apa Itu Eating Disorder? Ini Jenis-jenis beserta Gejalanya

Daftar Isi

Jakarta

Eating disorder merupakan gangguan mental yang ditandai dengan perilaku makan yang tidak normal dan disertai gangguan emosi. Penderitanya bisa mengonsumsi terlalu sedikit atau terlalu banyak makanan dan terobsesi pada berat badan atau bentuk tubuhnya.

Penderita Eating disorder akan menunjukkan berbagai macam perilaku makan yang berbeda, tergantung dari jenis gangguan ini. Untuk lebih jelasnya, berikut informasi lebih lanjut mengenai eating disorder.

Apa Itu Eating Disorder?

Eating disorder atau gangguan makan adalah suatu sindrom yang ditandai dengan pola makan yang menyimpang, terkait dengan karakteristik psikologik. Mengutip buku Psikologi Kehamilan, Persalinan, dan Nifas oleh Eka Mustika Yanti dan Baiq Dika Fatmasari, hal tersebut berhubungan dengan makan, bentuk tubuh, dan berat badan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gangguan ini hadir saat seseorang mengalami gangguan parah dalam tingkah laku makan, seperti mengurangi kadar makanan dengan ekstrem, terlalu banyak makan yang ekstrim, atau perasaan menderita atau keprihatinan tentang berat badan atau bentuk tubuh yang ekstrem.

Eating disorder mungkin diawali dengan mengkonsumsi makanan lebih sedikit atau lebih banyak dari biasanya. Namun, pada tahap tertentu, rasa ingin makan lebih banyak atau lebih sedikit terus menerus di luar keinginan.


ADVERTISEMENT

Jenis-jenis Eating Disorder

Terdapat beberapa jenis eating disorder dengan gejala yang berbeda. Berikut penjelasannya:

1. Anoreksia nervosa

Anoreksia nervosa umumnya berkembang pada masa remaja dan cenderung dialami oleh perempuan. Menurut Healthline, umumnya, penderita anoreksia nervosa menganggap dirinya terlalu gemuk, meskipun sebetulnya sangat kurus. Mereka terus menimbang berat badan, menghindari jenis makanan tertentu, dan sangat membatasi asupan kalori. Gejalanya meliputi:

  • Sangat membatasi pola makan
  • Ketakutan yang sangat besar akan bertambahnya berat badan
  • Berusaha menghindari hal yang menambah berat badan, meski berat badannya kurang
  • Usaha yang tiada henti agar menjadi kurus
  • Tidak mau mempertahankan berat badan sehat
  • Merasakan pengaruh besar berat badan atau bentuk tubuh terhadap harga diri.

Selain itu, gejala obsesif-kompulsif juga sering muncul. Misalnya, banyak penderita yang sibuk memikirkan makanan terus menerus. Beberapa mungkin secara obsesif mengumpulkan resep atau menimbun makanan.

Anoreksia dibagi menjadi dua subtipe. Ada tipe restriktif makanan dan tipe ‘binge eating and purging’.

  • Restriktif: Mengimbangkan penurunan berat badan dengan diet, puasa, olahraga berlebihan.
  • Binge eating and purging: Makan dalam jumlah banyak atau sedikit, lalu memuntahkan makanan hingga mengonsumsi obat pencahar atau olahraga berlebihan.

Tentunya anoreksia bisa sangat merusak tubuh. Seiring berjalannya waktu, individu yang mengidapnya bisa mengalami penipisan tulang, ketidaksuburan, serta rambut dan kuku yang rapuh. Dalam kasus parah, anoreksia bisa menyebabkan kegagalan jantung, otak, multiorgan, dan kematian.

2. Bulimia Nervosa

Sama seperti anoreksia, Bulimia cenderung berkembang selama masa remaja dan awal masa dewasa, serta lebih sering terjadi pada wanita. Penderita Bulimia seringkali makan dalam jumlah yang sangat besar dalam jangka waktu tertentu.

Bulimia Nervosa digambarkan dengan episode berulang makan berlebihan dan perlakuan kompensatori seperti muntah, puasa, olahraga berlebihan dan kombinasinya. Saat makan berlebihan, biasanya penderitanya merasa tidak bisa berhenti makan atau mengontrol seberapa banyak mereka makan.

Bulimia Nervosa sedikit mirip dengan anoreksia binge eating and purging. Namun penderita bulimia biasanya bisa mempertahankan berat badan yang relatif normal. Gejalanya meliputi:

  • Episode makan berlebihan yang berulang
  • Perlakuan kompensatori dilakukan untuk mencegah penambahan berat badan
  • Harga diri terlalu dipengaruhi bentuk tubuh dan berat badan
  • Takut berat badan bertambah.

Efek samping dari bulimia di antaranya peradangan, sakit tenggorokan, pembengkakan kelenjar ludah, kerusakan gigi, refluks asam, iritasi usus, dehidrasi parah, dan gangguan hormonal. Dalam kasus yang parah, bulimia juga bisa menyebabkan ketidakseimbagan kadar ekejtrolit,seperti natrium, kalium, dan kalsium. Kondisi ini bisa menyebabkan stroke dan serangan jantung.

3. Binge Eating Disorder (BED)

Binge Eating Disorder (BED) menjadi salah satu penyakit kronis paling umum di kalangan remaja. Penderitanya memiliki gejala mirip dengan bulimia.

Misalnya, mereka biasanya makan dalam jumlah yang sangat besar dalam waktu yang relatif singkat. Selain itu mereka merasa kurang kendali saat makan berlebihan.

Namun mereka tidak membatasi kalori atau membuang makanan seperti muntah untuk mengimbangi makan berlebihan. Begini gejala umumnya:

  • Makan dalam jumlah besar dan cepat sampai kenyang meski tidak merasa lapar
  • Perasaan tertekan seperti malu, jijik, atau bersalah jika memikirkan perilaku makan berlebihan.

Penderita BED seringkali mengonsumsi makanan dalam jumlah berlebihan dan kemungkinan tidak memilih makanan bergizi. Hal ini bisa meningkatkan risiko komplikasi medis, seperti penyakit jantung, stroke dan diabetes tipe 2.

Itulah pengertian dari eating disorder, jenis-jenis beserta gejalanya. Jika kamu mengalami salah satu dari jenis eating disorder, maka segeralah memeriksakan diri ke dokter agar mendapatkan penanganan lebih cepat.

Terima kasih telah membaca artikel

Apa Itu Eating Disorder? Ini Jenis-jenis beserta Gejalanya