Apa Dampaknya Jika Mobil Minum BBM Tak Sesuai Rekomendasi Pabrikan?

Artikel Oto – Di Indonesia, ada tujuh jenis bahan bakar minyak (BBM) yang beredar di pasaran untuk dikonsumsi publik. Setiap jenis bahan bakar tersebut memiliki nilai oktan atau Research Octane Number (RON) yang berbeda-beda. Dari pabrikan pun biasanya sudah memberikan rekomendasi BBM yang sebaiknya dikonsumsi suatu model mobil.
BBM yang beredar memiliki nilai oktan 88, 89, 90, 92, 95, 98, dan 100. Namun yang biasa dipakai oleh publik yakni BBM dengan kadar oktan 88 hingga 98, sedangkan BBM dengan oktan 100 dikhususkan untuk kendaraan balap. Dari beberapa jenis nilai oktan tersebut, setiap kendaraan memiliki spesifikasi minimum nilai oktan bahan bakar yang dikonsumsinya.
Informasi ini biasanya sudah disampaikan oleh pabrikan kepada calon konsumen. Bahkan di beberapa mobil-mobil kelas LCGC, informasi standar minimum bahan bakar ditempelkan dalam bentuk stiker. Misalnya, Daihatsu Ayla yang direkomendasikan mengonsumsi bahan bakar dengan minimum nilai oktan 92.
Sayangnya, tak semua pemilik kendaraan memperhatikan hal ini. Bahkan ada yang sudah mengetahuinya, namun sengaja tak mengisi bahan bakarnya sesuai rekomendasi nilai oktan minimum. Lalu, apa dampaknya jika pengisian bahan bakar dilakukan tak sesuai standar minimum yang direkomendasikan pabrikan?
Baca juga: Empat Hal yang Menjadi Penyebab Ban Mobil Cepat Aus
Dampak pertama yakni pembakaran menjadi tidak sempurna lantaran BBM terlalu cepat terbakar sebelum terpercik api dari busi. Selain itu, penggunaan BBM yang tidak sesuai juga akan menimbulkan knocking pada mesin, dan efek jangka panjangnya terjadi penumpukan kerak yang membuat ruang bakar mesin menjadi kotor.
Akibatnya, mobil menjadi tidak bertenaga akibat banyak endapan, boros BBM, dan overheating. Intinya, mesin menjadi cepat rusak jika tak menggunakan BBM sesuai rekomendasi pabrikan mobil. Selain itu, penggunaan BBM yang tak sesuai rekomendasi juga bisa mengganggu komponen lain seperti injector yang tersumbat dan sebagainya.
Adapun setiap perusahaan energi memiliki nama produknya sendiri ketika menawarkan BBM dengan nilai oktan tertentu kepada masyarakat. Namun tak semua orang mengetahui atau cukup hafal dengan nilai oktan yang ditawarkan dari tiap nama produk tersebut. Agar tidak tertukar ketika ingin mengisi bahan bakar dengan nilai oktan tertentu di beberapa Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU), pemilik mobil sebaiknya mencari tahu lebih dulu atau menanyakannya kepada petugas yang berjaga di SPBU tersebut.