Antibodi Naik Usai Vaksin Corona adalah Limfositosis Mematikan? Ini Faktanya

Jakarta –
Viral narasi hoax di media sosial yang menyebut kenaikan antibodi pasca divaksinasi adalah limfositosis. Dalam narasi hoax dijelaskan limfositosis adalah pembunuh.
“Kenaikan Antibody setelah di Vaksin adalah Limfositodis. Jika Limfpsit pembunuh sudah ada maka Bye-Bye Dunia!,” demikian narasi hoax viral di salah satu akun Instagram.
Tak sedikit netizen yang termakan informasi ‘hoax’ tersebut. Meluruskan hal ini, spesialis patologi klinik dr Tonang Dwi Ardyanto, SpPK, PhD menyebut sebenarnya ada banyak bagian sistem imun yang bertujuan memproteksi diri dari infeksi.
Salah satunya sel-sel imun bawaan atau innate, sel ini menurut dr Tonang menjadi pertahanan pertama saat melawan infeksi. Sel utama yang terdapat dalam sel imun bawaan adalah sel NK atau yang dikenal ‘Sel Natural Killer’.
“Sel NK sendiri dari jalur limfoid, satu cikal bakal dengan sel limfosit T dan B. Sel T dan B ini yang menjadi bagian sisstem imun adaptive , Disebut adaptive artinya terbentuk karena adaptasi terhadap masuknya benda asing (antigen),” jelas dr Tonang.
Namun, arti sel Natural Killer bukan seperti yang dimaksud dalam narasi viral. Sel ini justru merespons saat ada warning infeksi virus di dalam tubuh, dan juga berperan memberi sinyal kepada sel lainnya seperti sel T dan sel B untuk menghasilkan imun adaptif.
“Selain menghancurkan sel-sel yang tersusupi virus, sel NK sekaligus juga memberi kode (sinyal) kepada T dan sel B untuk memicu imun adaptif. Salah satu tujuan utamanya: membentuk antibodi. Maka memang ada peningkatan jumlah limfosit pembentuk antibodi,” lanjutnya.
Maka dari itu bisa disimpulkan, peran sel NK pasca vaksinasi malah diperlukan. Terlebih pasca 12 jam mendapat suntikan vaksin Corona, sek NK disebut dr Tonang bergerak ke kelenjar limfe usai ada respons atau rangsangan antigen dari vaksin Corona yang diberikan.
“Pergerakan itu didorong juga oleh sitokin yang terbentuk karena proses inflamasi terhadap masuknya antigen dalam vaksin. Dengan cara ini diduga sel NK ikut mendapatkan memori sehingga ‘terlatih’ menghadapi antigen tersebut. Ini disebut trained immunity.
“Kapasitas ‘membunuh’ itu tentu nya terhadap virus, bukan terhadap tubuh orang itu sendiri. Tentu saja, aktivitas sel NK itu adalah bagian dari orkestra besar sistem imun, secara bersama-sama melawan infeksi,” pungkasnya.