Adik Said Didu Meninggal Akibat Corona, Ini 4 Hal yang Memicu Kondisi Fatal

Jakarta –
Kabar duka datang dari mantan Sekretaris Menteri BUMN, Muhammad Said Didu. Adik kandung dari Said Didu meninggal dunia akibat terinfeksi virus Corona COVID-19 pada Sabtu (9/10/2020) kemarin.
Said Didu mengatakan adiknya meninggal karena terpapar virus Corona. Said Didu meminta doa untuk adiknya yang telah berpulang itu.
“Karena COVID-19. Mohon dimaafkan kesalahan almarhum, baik disengaja atau tidak. Selamat jalan adikku,” kata Said Didu.
Ada empat kondisi kesehatan yang paling sering memicu kematian pada pasien virus Corona COVID-19.
1. Diabetes
Pada diabetes, sistem imun atau daya tahan tubuh relatif melemah sehingga sulit memerangi infeksi. Selain itu, diabetes juga meningkatkan risiko radang yang bisa memperburuk kondisi.
“Jika Anda punya infeksi virus, ini bisa lebih mudah memicu pneumonia, karena diabetes sendiri adalah penyakit inflammatory atau radang,” jelas Maria Pena, direktur layanan endokrin di Mount Sinai Doctors Forest Hills.
2. Penyakit jantung dan pembuluh darah
Sebuah studi menyebut, riwayat penyakit jantung dan pembuluh darah mendominasi kematian pada pasien virus corona COVID-19. Infeksi yang menyerang pernapasan, disebut memperberat kerja jantung sehingga memicu dampak fatal.
“Lebih tepatnya dari kasus COVID-19 yang meninggal, 80 persen usia 60 tahun ke atas dan 75 persen sudah memiliki penyakit jantung dan pembuluh darah beserta stroke atau tumor,” kata dr Vito A Damay, SpJP, dokter jantung dari RS Siloam Karawaci.
Depresi juga memicu dampak fatal virus Corona. Selengkapnya klik halaman berikutnya.
3. Depresi
Bukan hanya kondisi fisik yang bisa memicu dampak fatal virus Corona COVID-19 . Kondisi kesehatan mental juga besar pengaruhnya, seperti pada depresi dan kegelisahan. Bahkan saat tidak terpapar virus sekalipun.
“Ketakutan pada virus dan berbagai perubahan yang terjadi akan membuat level kegelisahan meningkat pada semua orang. Tetapi pada orang yang punya gangguan kegelisahan, dampaknya lebih buruk,” jelas Gail Saltz, profesor psikiatri di NY Presbyterian Hospital.
4. Penyakit pernapasan kronis
Chronic respiratory diseases atau penyakit pernapasan kronis, termasuk asma dan hipertensi paru, bisa memicu dampak yang lebih serius pada infeksi virus COVID-19 terkait komplikasi pneumonia. Hal yang sama juga terjadi pada penyakit paru obstruksi kronis (PPOK).
“Pneumonia membebani jantung, yang menyuplai oksigen ke seluruh tubuh. Pada pasien yang sudah punya penyakit pernapasan kronis, ini bisa mematikan,” kata Dr William Li, seorang dokter yang juga peneliti.