Shopee Affiliates Program

Hati-hati dengan Badai Sitokin

Jakarta

Badai sitokin menghantui pasien Covid-19. Menurut dokter Ceva Wicaksana, meski umur menjadi salah satu faktornya, namun hampir 90% pasien yang memasuki fase kritikal terkena badai sitokin. Badai sitokin memicu sistem kekebalan tubuh mengalami peradangan yang berlangsung setelah melewati hari ke-10 dan dapat berlangsung selama 40 hari.

“Makin dewasa orang, makin salah satu terjadi badai sitokin dan kemudian banyak yang terjadi itu pada usia-usia di atas 55 tahun sampai 65 tahun. Bahkan lebih tinggi lagi. Oleh karena itu, kita bisa selalu antisipasi pada pasien dengan usia yang lanjut, makin lanjut usia, nah ini risiko untuk terjadi badai sitokin makin besar. Mungkin itu disebabkan karena dengan semakin usia, kemampuan sel kekebalan kita untuk cerdas meregulasi respons imunnya itu makin agak kacau gitu ya. Karena usia sudah lanjut,” jelas dokter spesialis penyakit dalam, dr Ceva Wicaksono Pitoyo.

Lebih lanjut, dr Ceva pun meminta masyarakat untuk lebih awas lagi terhadap Covid-19, yakni dengan melakukan tes Covid-19 sesegera mungkin jika dirasa memiliki gejala atau baru saja melakukan kontak erat.

“Di era pandemi ini, kita sangat menyarankan begitu ada sesuatu dia harus berpikir apakah ini Covid-19 atau tidak. Dia lakukan swab, terutama PCR. Seringkali kan begitu, ah nanti deh. Atau bahkan justru takut di-swab, takut ketahuan bahwa ini Covid-19. Ketika menunda-nunda, itu virusnya berlangsung terus. Tidak mendapat antivirus cepat, kemudian dia akan terjadi badai sitokin.”

(/)

Terima kasih telah membaca artikel

Hati-hati dengan Badai Sitokin