
Huawei Targetkan Jadi Produsen Chip Utama Dunia

Jakarta, – Wakil ketua Huawei Guo Ping mengatakan kepada staf bahwa perusahaan tidak akan keluar dari bisnis ponsel cerdas meskipun didera masalah rantai pasokan yang membuat kinerja perusahaan tak sebaik tahun-tahun sebelumnya. Ping menyebutkan bahwa perusahaan akan mendorong pabrikasi di sektor manufaktur chip domestik agar bisa kembali ke posisi semula.
Mengutip komentar yang dibuat dalam sesi tanya jawab internal Huawei, Ping menegaskan bahwa perusahaan berencana untuk terus mengembangkan teknologi perangkat sambil mendukung mitra lokal sekaligus meningkatkan kemampuan produksi semikonduktor.
Setelah perusahaan-perusahaan China dapat memenuhi persyaratan produksi semikonduktor, Ping, yang merupakan salah satu ketua bergilir perusahaan, berharap Huawei dapat kembali ke “takhta ponsel pintar”.
Seperti dilaporkan oleh CNBC, Ping mengatakan bahwa Huawei telah “terjebak” dalam merancang, tetapi tidak memiliki kemampuan untuk memproduksi chip canggih. Alhasil, imbas dari pembatasan yang dilakukan pemerintah AS sejak 2019, pangsa Huawei di pasar ponsel pintar global dan pendapatan anjlok tajam. Embargo yang dikeluarkan semasa pemerintahan Presiden Donald Trump itu, sangat membatasi kemampuan Huawei mendapatkan komponen kelas atas dari pihak ketiga untuk produksi handsetnya.
Pengiriman unit juga terhambat oleh penjualan sub-merek Honor, yang berada di luar batasan perdagangan sebagai bisnis independen. Seperti diketahui Huawei pada November 2020 mengatakan telah menjual Honor ke konsorsium yang terdiri lebih dari 30 agen dan dealer. Penjualan Honor senilai 100 miliar yuan atau setara USD 15,2 miliar ditujukan untuk menjaga merek agar tetap hidup.
Huawei saat ini menjadi subjek pembatasan perdagangan AS dengan alasan keamanan yang diklaim sebagian besar terkait dengan bisnis jaringannya. Perusahaan berulang kali membantah semua tuduhan keamanan yang dibuat oleh AS dan sekutu-sekutunya karena tak ada bukti yang dapat ditunjukkan.
Dengan langkah pembatasan yang belum dicabut meski AS telah berganti kepemimpinan, kemelut yang melanda Huawei belum akan usai. Alih-alih meminta sanksi diperlunak, Huawei berusaha mendorong pabrikasi chip di pasar dalam negeri.
Langkah memproduksi chip sendiri sejalan dengan arahan pendiri sekaligus CEO Huawei Ren Zhengfei. Sebelumnya seperti dilaporkan Reuters, Ren telah meminta karyawannya untuk segera mengubah mengubah arah bisnis perusahaan menjadi raksasa software. Langkah ini diambil perusahaan asal China tersebut untuk bertahan dari dampak sanksi yang dijatuhkan gedung putih.
Dalam memo internal yang dikeluarkan pada 28 Mei 2021, Ren mengatakan bahwa Huawei harus fokus pada perangkat lunak karena industri itu di luar kendali AS, dengan begitu mereka akan memiliki kebebasan dan otonomi yang lebih besar.
Saat ini Huawei tengah mengembangkan berbagai proyek software termasuk MindSpore, platform AI cloud, dan sistem operasi HarmonyOS untuk berbagai perangkat hardware. Dengan menjadi kekuatan baru dalam industri software, Huawei kelak dapat bersaing di pasar utama selain AS.
“Setelah kami mendominasi Eropa, Asia Pasifik, dan Afrika, jika standar AS tidak sesuai dengan standar kami, dan kami tidak dapat memasuki AS, AS tidak dapat memasuki wilayah kami,” pungkas Ren.
Huawei Targetkan Jadi Produsen Chip Utama Dunia
