Shopee Affiliates Program

Mastel: Ketergantungan Digital Indonesia Terhadap Asing Pengaruhi Ruang Siber

Jakarta, – Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel) menjelaskan Indonesia kini berada pada posisi negara konsumen teknologi dan layanan digital.

Sarwoto Atmosutarno selaku ketua umum Mastel memaparkan berdasarkan laporan ekspor dan impor barang dan jasa digital Indonesia mencapai kurang lebih $10,7 milliar berupa telepon gengam, jaringan, chip, storage dan lainnya.

“Sedangkan ekspor kita kurang dari $1 milliar. Hal ini jelas menunjukan ketergantungan digital kita, yang dimana di dalamnya membentuk ruang siber kita kepada asing. Kita kini lebih banyak berperan sebagai konsumen ketimbang produsen digital,” terangnya dalam ajang Cyber Intelligence Forum Indonesia.

Baca  juga: Hambat Pembahasan RUU PDP, Sebenarnya Seberapa ‘Penting’ Polemik Badan Keamanan data Pribadi?

Selain itu Sarwoto menambahkan, sangat penting kini untuk mengetahui secara strategi seperti ruang cyber kita ini berjalan saat ini.

“Dari laporkan perhitungan produk domestik bruto (PDB) kegiatan ekonomi digital kita sangat bermanfaat. PDB kegiatan sektor informasi dan komunikasi (Infokom) naik antara 10 persen di 2019-2020, dan tercatat pertumbuhannya selalu positif.

“Walapun dimasa pandemi saat ini, kita percaya transformasi digital yang mempeluas ruang cyber menjadi peluang untuk ekonomi Indonesia bangkit, di masa dan pasca pandemi covid-19 dengan mendukung proyeksi pertumbuhan PDB sekitara 5 persen dari tahun 2022-2026” terangnya.

Dan yang juga perlu diwaspadai beberapa ulasan ruang cyber juga menunjukan kebalikan dari manfaat, berdasarkan catatan laporan Global cybercrime kerusakan yang dihasilkan dari serangan jahat tersebut mencapai $16,4 millyar per-hari.

Baca juga: Laptop Bisnis Premium Milik Asus Ini Dibekali Tingkat Keamanan Super!

Dan mengutip dari laporan The Global Cybersecurity Index (GCI) 2020 Measuring Commitment to Cybersecurity, sebagai afiliasi dari International Telecommunication Union (ITU), Indonesia memiliki skor 94,88 berada di posisi ke-7 di daftar negara dengan keamanan siber berisiko tinggi dunia.

Dan salah satu jalan keluar yang juga ampuh untuk meredam serangan siber tersebut ialah perlu adanya gerakan inovasi menuju komersialisasi barang dan jasa digital oleh anak bangsa.

“Harus didorong sekaligus dimudahkan dan didukung dalam rangka kemandirian digital, dan menunjang substitusi impor,” tandas Sarwoto.

Terima kasih telah membaca artikel

Mastel: Ketergantungan Digital Indonesia Terhadap Asing Pengaruhi Ruang Siber