
Redam Serangan Siber, AS Batasi Perdagangan Dengan Perusahaan TI asal Rusia.

Jakarta, – Amerika Serikat pada hari Jumat kemarin (16/7) telah mengambil langkah baru untuk menghadapi industri keamanan siber Rusia, melalui membatasi perdagangan dengan empat perusahaan teknologi informasi (TI) dan dua entitas lain karena dikalim memiliki laju kegiatan ‘agresif dan berbahaya’ termasuk spionase digital yang sebelumnya pihak Washington telah tuduhkan kepada pemerintah Rusia.
Pengumuman tersebut juga menyusul sanksi yang berlangsung pada April lalu, yang ditujukan memang untuk menghukum Moskow karena melakukan peretasan, dan kemudian mengganggu pemilihan AS tahun lalu.
Baca juga: Hambat Pembahasan RUU PDP, Sebenarnya Seberapa ‘Penting’ Polemik Badan Keamanan data Pribadi?
Ancaman tersebut juga hadir ketika AS mendapatkan serentetan wabah ransomware yang sangat mengganggu, dan berujung menyalahkan penjahat dunia maya Rusia.
Entitas yang ditambahkan ke daftar hitam adalah Aktsionernoe Obshchaestvo AST, Aktsionernoe Obshchestvo Pasit, Aktsionernoe Obshchestvo Pozitiv Teknolodzhiz, juga dikenal sebagai JSC Positive Technologies, Institusi Otonomi Negara Federal Era Teknologi Inovatif Militer, Otomasi Komputasi Keamanan Khusus (SVA) dan Obshchestvo S Ogranichennoi Otvetstvennostyu Neobit.
Era adalah pusat penelitian dan taman teknologi yang dioperasikan oleh Kementerian Pertahanan Rusia. Sedangkan Pasit adalah perusahaan IT yang melakukan penelitian dan pengembangan untuk mendukung operasi siber berbahaya dari Badan Intelijen Asing Rusia.
Baca juga: Ini Alasan Penipu Investasi Bodong Sulit Ditaklukan!
Sementara SVA adalah lembaga milik negara Rusia yang juga mendukung operasi siber berbahaya, dan perusahaan keamanan TI yang berbasis di Rusia. Sementara Neobit, AST dan JSC Positive Technologies memiliki klien yang mencakup pemerintah Rusia, menurut Amerika Serikat.
Merespon hal itu JSC Positive Technologies pada Sabut (17/7) menyebut pengunguman Departemen Perdagangan itu tidak memiliki informasi baru, dan menegaskan pihaknya tidak terlibat dalam pertukaran informasi etis dengan komunitas keamanan informasi professional. Dan juga memastikan tidak pernah terlibat dengan serangan terhadap infrastruktur AS.
Baca juga: RUU PDP Diharapkan Lindungi Data Dari Praktik Penipuan Daring
Namun yang perlu Anda ketahui, tidak hanya berhadapan dengan China di sektor teknologi. Di sektor siber AS juga tarik otot untuk menghadapi Rusia sudah berbulan-bulan lamanya pasca kasus serangan SolarWinds.
Pada hari yang sama ketika sanksi Departemen Keuangan diumumkan, Asisten Jaksa Agung John Demers mengungkapkan bahwa para pejabat juga sedang dalam proses mengevaluasi lusinan perusahaan Rusia untuk kemungkinan rujukan ke Departemen Perdagangan jika terbukti tidak memenuhi dugaan pemerintahan AS.
Redam Serangan Siber, AS Batasi Perdagangan Dengan Perusahaan TI asal Rusia.
