Kematian Anak Akibat COVID-19 Tinggi di RI, Dokter Paparkan Penyebabnya

Jakarta –
Indonesia kini menghadapi lonjakan kasus COVID-19 besar-besaran. Tak terkecuali, pada anak-anak. Baru-baru ini dalam konferensi pers oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Indonesia disebut memiliki kasus kematian anak akibat COVID-19 tertinggi di dunia.
Dokter spesialis anak dr Ni Made Chandra Mayasari, M.Biomed, SpA menegaskan bahwa berdasarkan data, kasus COVID-19 pada anak di Indonesia paling banyak disebabkan oleh penularan dari keluarga dan orang-orang terdekat.
“Kalau kita lihat dari tahun lalu 2020, kan kasus anak tidak sebanyak sekarang. Kalau kita ingat di awal 2020, kita kan sempat lockdown. Anak-anak dan orangtua posisi di rumah saja Work from Home. Untuk saat ini kan mulai banyak kantor-kantor yang membuka Work from Office lagi tidak hanya dari rumah saja,” terang dr Chandra pada detikcom dalam program e-Life, Jumat (25/6/2021).
“Kalau anak sendiri, sebenarnya penularannya paling sering ditemukan berdasarkan data adalah justru (dari) orang terdekatnya. Entah orang tua, ayah, ibu, atau pengasuhnya, atau misalnya ada asisten rumah tangga pulang pergi,” lanjutnya.
Anak-anak dan usia muda kerap disebut memiliki imunitas lebih kuat dibanding orang dewasa dan lansia. Namun ia menegaskan, COVID-19 adalah hal baru di dunia, sehingga tidak bisa langsung diasumsikan bahwa tubuh anak-anak lebih kuat menghadapi virus Corona.
Ia menyayangkan, asumsi tersebut tak jarang membuat orangtua dan keluarga lengah ketika membawa buah hati bepergian atau bermain bersama teman-teman di luar rumah.
“Masyarakat entah lelah atau mulai denial lagi. Anak-anak sudah sering diajak keluar dari rumah, diajak bermain bersama teman-temannya. Yang sering dilihat, itu nggak pakai masker saat bermain sama teman-temannya. Karena percaya, anak-anak nggak mungkin kena (COVID-19),” tegasnya.