COVID-19 Pada Anak dan Dilema Sekolah Tatap Muka

Jakarta

COVID-19 semakin mengancam kesehatan anak-anak. Kurangnya penerapan protokol kesehatan bisa menjadi salah satu penyebab utama anak-anak saat ini lebih mudah terpapar COVID-19. Hal ini semakin diperparah karena anak-anak Indonesia pada saat ini belum bisa menerima vaksin COVID-19.

Untuk melindungi anak dari paparan COVID-19, Dokter Spesialis Anak dr. Chandra Mayasari, M. Biomed, Sp.A menekankan pentingnya pemberlakuan 5M. 5M sendiri terdiri dari memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas.

“Kita harus lakukan yang namanya 5M, bukan cuma 3M, ya,” kata dr. Chandra di acara e-Life detikcom.

Saat ini, vaksinasi COVID-19 untuk masyarakat di bawah usia 18 tahun belum tersedia di Indonesia. Akan tetapi, anak bisa dilindungi dengan melengkapi imunisasi yang direkomendasikan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) 2020.

“Salah satu yang cukup banyak yang disarankan itu adalah (vaksin) pneumonia dan influenza gitu ya. Jadi, beberapa menyebutkan bahwa pemberian vaksinasi influenza sendiri bisa menurunkan risiko dari anak yang mengalami covid untuk mengalami gejala berat,” jelas dr. Chandra.

Akan tetapi, tentu imunisasi tersebut tidak bisa menggantikan peran vaksin COVID-19 sepenuhnya. Oleh karena itu, anak harus tetap taat dalam menjalankan protokol kesehatan 5M sambil menunggu tersedianya vaksinasi COVID-19 untuk anak.

Saat ditanya pendapat mengenai wacana sekolah tatap muka di bulan Juli 2021, dr. Chandra mengacu pada saran yang diindikasikan oleh IDAI. Antara lain, sekolah tatap muka hanya bisa dilaksanakan jika positivity rate-nya sudah di bawah 5%.

Kemudian, orang tua dan anak harus diorientasi mengenai COVID-19 sebelum mulai sekolah tatap muka. Selain itu, seluruh siswa, guru, serta orang-orang yang terlibat kontak dengan mereka sehari-hari harus sudah divaksin sebelumnya. Tak lupa, perlu dilakukan swab PCR, bukan antigen atau antibodi, sebelum mulai sekolah.

Salah satu hal yang wajib diperhatikan terkait pandemi COVID-19 di tahun 2021 adalah adanya varian Delta yang disinyalir menular lewat udara. Oleh karena itu, persoalan sirkulasi udara di ruang kelas harus diperhatikan jika ingin menjalankan sekolah tatap muka.

dr. Chandra menyarankan untuk melaksanakan sekolah di ruang outdoor terlebih dahulu. Jikalau harus di dalam ruangan, sebaiknya ada hepa filter dan diberikan batas waktu, yaitu tidak lebih dari dua jam untuk menjaga kualitas udaranya.

“Banyak faktor yang harus dipersiapkan dulu. Dan pertanyaannya sudah siapkah orang tua, lingkungan kita, gurunya, sekolahnya dan pemerintah untuk melaksanakan ini? Karena kalau tidak, takutnya justru malah jadi kluster baru nanti kalau diketemukan di sekolah,” papar dr. Chandra.

(gah/gah)

Terima kasih telah membaca artikel

COVID-19 Pada Anak dan Dilema Sekolah Tatap Muka