Bisa Selamatkan Nyawa, Bagaimana Melakukan CPR yang Benar?

Jakarta

Cardiopulmonary resuscitation atau yang biasa disebut CPR adalah tindakan kompresi jantung. Tindakan CPR dilakukan untuk memulihkan jantung agar dapat kembali memompa darah. CPR dapat menjadi pertolongan pertama bagi pasien henti jantung jika dilakukan dengan teknik yang tepat.

Kolapsnya gelandang Denmark Christian Eriksen beberapa waktu lalu juga mengingatkan pentingnya CPR. Teknik resusitasi ini disebut-sebut telah menyelamatkan nyawa Erisen di saat-saat genting tersebut.

Lantas, bagaimana teknik resusitasi jantung paru atau CPR yang tepat?

Deby Marvira dari Indonesian Escorting Ambulance Jakarta Selatan menyebut, hal yang pertama kali harus dipastikan saat akan melakukan resusitasi jantung paru adalah pasien atau korban benar-benar tidak henti nafas atau jantung.

Selain itu, pastikan penolong juga dalam kondisi sehat dan dilindungi oleh APD (Alat Pelindung Diri). Apalagi selama pandemi, setidaknya gunakan sarung tangan lateks atau plastik yang bisa melindungi diri dari kontak langsung dengan pasien.

Jika kondisi pasien berada di luar ruangan dan dalam kondisi ramai, hindarkan pasien dari kerumunan. Itu karena pasien henti jantung butuh supply oksigen yang cukup.

“Biasanya kalau di luar kan orang pengen lihat terus jadi berkerumun. Jangan sampai karena kerumunan ini oksigennya jadi rebutan. Karena dikerumuni, gerah, oksigen jadi gak bisa masuk ke pasiennya,” ujar Deby dalam tayangan e-life detikcom, Jumat (18/6/2021).

Saat di luar atau di lapangan, Deby juga mewanti-wanti untuk tidak lupa memanggil ambulans atau tenaga medis lain. Ini dilakukan untuk memastikan pasien bisa mendapatkan bantuan medis lebih lanjut.

Teknik resusitasi jantung paru sangat penting di 10 menit pertama atau dikenal sebagai golden Time. Waktu ini sangat menentukan keselamatan pasien. Deby menyebut, penolong bisa melakukan 120 kali kompresi per menit untuk menyelamatkan pasien.


Terima kasih telah membaca artikel

Bisa Selamatkan Nyawa, Bagaimana Melakukan CPR yang Benar?