Takut Vaksin Gara-gara Pembekuan Darah? Kemenkes: Rokok Lebih Berisiko!

Jakarta –
Juru bicara vaksinasi COVID-19 dr Siti Nadia Tarmizi menegaskan masyarakat tak perlu ragu divaksinasi jenis vaksin COVID-19 manapun termasuk vaksin AstraZeneca. Pasalnya, belakangan banyak warga yang ragu menerima vaksin AstraZeneca lantaran kerap dikaitkan kasus pembekuan darah.
Jika dilihat dari persentasenya, menurut dr Nadia risiko terjadinya pembekuan darah karena vaksin AstraZeneca hanya 0,0004 persen. “Jadi empat kasus dalam satu juta ya,” jelas dr Nadia dalam diskusi virtual Jumat (11/6/2021).
“Tapi sebenarnya risiko pembekuan darah lebih tinggi pada orang yang merokok, pada orang yang menggunakan PIL KB,” sambungnya, menjelaskan persentase risiko dari merokok sebanyak 0,18 persen dan PIL KB 0,05 sampai 0,12 persen.
dr Nadia menjelaskan, ada baiknya memilih untuk vaksinasi COVID-19 untuk mendapat perlindungan penuh ketimbang berisiko terpapar COVID-19 hingga fatal. Angka kematian karena COVID-19 ditegaskan dr Nadia jauh lebih besar.
“Kematian COVID-19 Itu 165 ribu kasus per 1 juta, jauh lebih banyak kan, tapi cerita tentang pembekuan darah ini luar biasa padahal sudah 165 juta orang mendapatkan vaksin AstraZeneca sampai sekarang,” kata dr Nadia.
Maka dari itu, warga tak perlu cemas ketika mendapat ‘jatah’ divaksinasi AstraZeneca. Terlebih, saat ini sasaran vaksinasi juga sudah diperluas untuk usia 18 tahun ke atas, khusus DKI Jakarta.
Sementara di luar DKI Jakarta, ketentuan vaksinasi tahap ketiga untuk masyarakat umum akan berlaku mulai Juli mendatang. Meski begitu, sasaran vaksinasi tetap diprioritaskan bagi kelompok masyarakat rentan hingga lansia.
“Jadi sekarang yang perlu ditanya nih jangan-jangan (saat) vaksin AstraZeneca ngerokok juga, tapi yang ngerokoknya nggak ngaku, padahal kita tahu merokok itu jauh lebih tinggi menyebabkan adanya pembekuan darah,” kata dr Nadia.
“Jadi kalau kemudian merokok terus vaksin, yang disalahin vaksinnya, padahal merokoknya jauh lebih lama dari vaksinnya,” pungkasnya.