Kesalahan Umum ketika Mengemudikan Mobil Transmisi Manual

Artikel Oto – Mengemudikan mobil dengan transmisi manual memang memiliki sensasi tersendiri dibanding mengendarai mobil matic. Agar mengendarai mobil manual tetap menyenangkan, pengemudi perlu mengetahui beberapa tips berkendara ketika mengemudikan mobil dengan transmisi manual
Mengemudi mobil manual menjadi hal yang menyenangkan bila memahami tips teknik berkendara yang tepat. Sebaliknya, bila salah mengemudi justru bisa berujung celaka atau minimal membuka potensi kerusakan pada kendaraan. Lalu, apa saja tips ketika berkendara menggunakan mobil manual? Berikut penjelasannya seperti dilansir Kumparan.
Baca juga: Sulit Mengoper Gigi Manual? Mungkin Ini Penyebabnya
Tuas transmisi bukan hand rest
Beberapa pengemudi barangkali ada yang sering tidak memindahkan tangan setelah mengoper gigi. Bahkan di beberapa kesempatan, tuas transmisi dijadikan sebagai hand rest meskipun tidak sedang mengoper gigi. Memang tidak ada efek langsung apabila hanya meletakkan tangan di atasnya, namun beda cerita ketika tidak sengaja menggeser atau menggoyangnya.
Bagian bawah tuas transmisi berbentuk garpu yang di sela-selanya terdapat gerigi yang terus berputar, apabila tidak sengaja menggeser tuas tersebut, maka garpu akan mengenai gerigi yang berputar, selanjutnya yang terjadi adalah garpu cepat aus atau dinamakan premature wear of transaxle shift forks. Dalam kondisi garpu transmisi yang aus, perpindahan gigi akan sulit dilakukan, bisa dilakukan namun akan sangat kasar.
Menginjak kopling dengan posisi gigi 1 atau 2 aktif saat menunggu lampu merah
Kesalahan lain yang umum dilakukan adalah menahan kopling sambil memasukkan gigi 1 atau 2 saat macet atau menunggu antrean lampu merah. Bukan tanpa alasan tentunya, kebanyakan mereka beralasan untuk siap sedia dalam kondisi stand by, sehingga saat lampu hijau menyala sudah tidak lagi dibebankan dengan memasukkan gigi dan menginjak kopling.
Tanpa disadari apabila terus melakukan kebiasaan ini, yang terjadi adalah kampas kopling akan cepat habis karena terus bergesekan dengan flywheel dan cover clutch.
Menggenjot pedal kopling dan gas saat menanjak
Serupa seperti kebiasaan buruk sebelumnya, dengan menggenjot kopling dan gas secara bersamaan untuk mempertahankan posisi agar tidak mundur, merupakan kesalahan besar. Tanpa disadari, perilaku tersebut akan membuat panas pelat kopling akibat gesekan yang terus menerus dan menimbulkan bau karet terbakar. Cara terbaik untuk mempertahankan posisi saat tanjakan adalah hanya menginjak remnya saja. Apabila hendak berakselerasi, bisa gunakan rem tangan sebagai bantuan agar tidak mundur.
Menginjak gas yang dalam pada posisi gigi tinggi saat putaran mesin rendah
Tidak kalah mengejutkan adalah kebiasaan malas mengoper gigi ke yang lebih rendah untuk memacu mobil. Maksudnya, banyak pengemudi yang terus memaksa mesin mendapatkan torsinya padahal dalam keadaan gigi yang tinggi, ini berarti memaksa kerja mesin yang tentunya bisa menyebabkan kerusakan komponen pada mesin. Namun hindari juga perpindahan gigi ke rendah saat putaran mesin masih tinggi, yang terjadi adalah putaran mesin mentok hingga red line, ban penggerak mobil bisa spinning (berputar lebih cepat) yang tentunya juga bisa merusak komponen pada mesin apabila terus menerus melakukan hal ini.
Kaki diletakkan di pedal kopling mobil
Terakhir kebiasaan buruk yang sering dijumpai adalah meletakkan kaki pada pedal kopling. Sama seperti sebelumnya, tanpa disadari pengemudi akan memberikan tekanan pada pedal kopling sambil melajukan mobil. Kebiasaan tersebut akan membuat pelat kopling panas serta membuat kampas kopling cepat aus. Pelat kopling yang panas akan menyebabkan kopling seret, ini karena gagal terlepasnya pelat kopling dari flywheel saat menginjak pedal kopling, sehingga pengemudi tidak dapat memindahkan gigi. Sebaiknya selalu istirahatkan kaki ke lantai mobil setelah memindahkan gigi.