Kenapa Pasien COVID-19 Mengalami Cegukan? Ini Penjelasannya

Jakarta

Cegukan yang tidak berhenti selama berhari-hari kemungkinan menjadi gejala COVID-19. Hal itu diketahui dari sebuah studi yang diterbitkan dalam American Journal of Emergency Medicine. Dilansir dari Forbes, studi tersebut menunjukkan kasus seorang pria 62 tahun mendatangi IGD dengan keluhan cegukan selama 4 hari dan ternyata dia terinfeksi virus corona COVID-19.

Laporan kasus yang ditulis oleh Garret Prince dan Michelle Sergel ini juga melaporkan bahwa pria tersebut tidak mengalami demam tinggi, sesak napas, nyeri dada, maupun gejala umum COVID-19. Tetapi, ia mengalami cegukan selama 4 hari dan penurunan berat badan sekitar 11 kg lebih.

Ketua tim pelacakan pencegahan dan penanggulangan COVID-19 Jawa Timur (Jatim), dr Kohar Hari Santoso, mengatakan cegukan yang dialami oleh pasien Corona bukan menjadi gejala baru. Ia juga menegaskan bukan berarti setiap orang yang mengalami cegukan bisa didiagnosa terinfeksi COVID-19.

Hal ini normal terjadi karena bisa disebabkan, salah satunya kekurangan suplai oksigen.

“Mungkin yang tertangkap cegukannya, padahal saturasi oksigen turun. Jadi bukan gejala baru, tapi memang bisa semacam itu. Saya ndak tau itu berapa kasus yang seperti itu cegukan,” jelas dr Kohar di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Minggu (9/8/2020).

Koordinator Rumpun Kuratif Satgas COVID-19 Jatim, dr Joni Wahyuhadi, menanggapi hal yang sama tentang penyebab pasien positif Corona mengalami cegukan yaitu kekurangan oksigen. Selain itu bisa juga karena mekanisme sentral otak (kelelahan sistem saraf pusat), atau infeksi di saluran pencernaan.

“Jadi macam-macam. Nah tadi disebutkan masuknya virus kan dari hidung, mulut dan mata, itu masuk saluran cerna juga,” ucap dr Joni.


Terima kasih telah membaca artikel

Kenapa Pasien COVID-19 Mengalami Cegukan? Ini Penjelasannya