Jangan Lengah! Euforia Usai Vaksinasi Malah Berisiko Lonjakan Kasus COVID-19

Jakarta –
Program vaksinasi COVID-19 di Indonesia sudah berjalan lebih dari 3 bulan sejak dimulai pada 13 Januari lalu. Saat ini sudah ada lebih dari 11 juta orang yang mendapat dosis pertama vaksin COVID-19.
Vaksinasi adalah salah satu cara untuk mencapai herd immunity atau kekebalan kelompok untuk mengentaskan penyakit. Namun butuh sekitar 70 persen penduduk yang divaksin untuk mendapatkan kekebalan tersebut.
Penting untuk diingat bahwa vaksin bukan berarti akan terbebas sepenuhnya dari risiko terinfeksi Corona. Sebab sampai saat ini belum ada vaksin yang 100 persen terbukti bisa mengurangi penularan.
Tidak sedikit yang akhirnya lengah dan akhirnya merasa kebal usai divaksinasi, sehingga membuat kasus COVID-19 melonjak. Seperti yang terjadi di India, setelah disebut-sebut hampir mencapai herd immunity, mereka lengah dan melonggarkan protokol kesehatan sehingga berujung pada ‘tsunami COVID-19’ di negara tersebut.
1. Klaster perkantoran di DKI
Di Indonesia, diperkirakan klaster perkantoran di DKI melonjak akibat euforia usai vaksinasi. Pemprov DKI Jakarta mengungkap jumlah kasus konfirmasi COVID-19 pada klaster perkantoran dalam seminggu terakhir mengalami kenaikan yang cukup banyak.
“Sebagian besar kasus konfirmasi COVID-19 di perkantoran terjadi pada perkantoran yang sudah menerima vaksinasi COVID-19. Meski sudah mendapatkan vaksinasi, bukan berarti seseorang akan 100 persen terlindungi dari infeksi COVID-19,” tulis Pemprov DKI.
Pakar epidemiologi dari Griffith University, Dicky Budiman, menyoroti para pekerja yang ‘lengah’ dan mulai mengadakan pertemuan offline usai vaksinasi. Kebijakan work from home (WFH) juga sudah semakin ditinggalkan.
“Ada saya melihat, karena juga melihat banyak juga pertemuan dilakukan secara offline, kemudian juga banyak juga statement-statement yang sampai pada saya mengatakan sudah vaksin ‘sudah yuk kita jalan’ dan sebagainya. Nah ini artinya ada masalah strategi komunikasi yang tidak tepat,” kata Dicky.
2. Euforia vaksinasi di Semarang
Sementara itu, di Kota Semarang, ada sekitar 411 orang yang terinfeksi COVID-19 usai menerima vaksin. Dalam data yang dihimpun Dinkes Kota Semarang, per 23 April, ada 267 kasus terkonfirmasi setelah mendapatkan vaksin dosis satu dan 144 yang ditemukan pada penerima vaksin dosis dua.
Masyarakat perlu mengerti bahwa vaksin bukan berarti kebal dari infeksi virus Corona. Sekalipun vaksin membentuk antibodi, jika tidak disiplin protokol kesehatan maka tetap bisa terinfeksi.
Vaksin ini hanya melindungi kita dari gejala berat jika virus masuk dalam tubuh. Jadi mohon kepada masyarakat untuk tidak euphoria menerima vaksin kemudian prokesnya ditinggal,” kata Kepala Dinkes Kota Semarang, Abdul Hakam.
Hingga kini cakupan vaksinasi nasional masih berada di kisaran 29,10 persen untuk penerima dosis pertama. Walaupun sudah divaksinasi, warga tetap harus tetap pakai masker, jaga jarak, dan menghindari kerumunan.