
Ini Menu Sehat untuk Lansia yang Berpuasa Menurut Pakar

Jakarta –
Pola makan dengan nutrisi seimbang perlu diperhatikan oleh para lansia agar lancar menjalani puasa Ramadhan. dr. Juwalita Surapsari, M.Gizi, Sp.GK seorang physician nutrition specialist mengatakan lansia sebaiknya lebih banyak mengonsumsi protein dan membatasi karbohidrat serta gula selama berpuasa.
Ia menjelaskan seiring dengan bertambahnya usia, metabolisme tubuh menjadi semakin lambat. Penurunan metabolisme ini mengakibatkan kebutuhan energi ikut turun.
dr. Juwalita menyebut kebutuhan kalori rata-rata untuk usia 19 sampai 29 tahun yaitu sekitar 2.650 kkal. Jumlah tersebut perlahan turun menjadi sekitar 2.550 kkal pada tahap usia 30-49 tahun. Kemudian, memasuki usia 50-an, kebutuhan kalori ini terus menurun menjadi hanya 2.150 kkal saja.
“Karena massa otot yang tadi udah mulai menurun maka laju metabolisme tubuh kita juga akan menurun. Laju metabolismenya turun mengakibatkan kebutuhan energi kita tidak sebesar kebutuhan pada dekade usia sebelumnya,” ujarnya di acara Webinar Ensure ‘Tips Tetap Enerjik dan Stamina Terjaga Saat Berpuasa di Masa Pandemi’, Sabtu (17/4/2021).
Sebaliknya, di saat kebutuhan kalori turun, kebutuhan protein justru tidak berubah di setiap tahapan usia. Artinya, dengan semakin bertambah usia, asupan lemak dan karbohidrat harus diatur dan dibatasi.
“Asupan lemak dan karbohidrat sebaiknya lebih diatur, harus bisa dibatasi. Namun, protein harus cukup. Jumlah makanan harus kita atur, tetapi perhatikan kualitas. Makanan kita harus lebih berkualitas,” terangnya.
Oleh karena itu, selama puasa di mana waktu makan menjadi terbatas, dia menyarankan agar pengaturan porsi makan untuk lansia lebih diperhatikan dengan mengutamakan makanan yang rendah kalori namun padat nutrisi. Untuk menu sahur bisa menyajikan satu hidangan lengkap dengan komposisi karbohidrat, protein, serat, dan sedikit lemak, serta menu makanan tambahan yang mudah diserap, seperti buah dan susu.
“Makan sahur yang komplit, yang praktis. Jadi ada 2 kali pemenuhan nutrisi, di makan sahur, kemudian menjelang imsak ambil makanan yang mudah diserap, kita bisa memberikan susu yang difortifikasi sesuai kebutuhan,” paparnya
“Ingatlah seiring bertambahnya usia, kebutuhan protein tidak menurun. Ketika mengonsumsi protein, kita juga mengonsumsi mineral di dalam tubuh untuk sistem daya tahan tubuh. Bisa ikan, ayam, yang mengandung zinc,” imbuhnya.
Sementara saat berbuka puasa, dr. Juwalita menyarankan agar tidak mudah tergiur dengan makanan yang serba manis. Alih-alih mengonsumsi makanan dengan gula tambahan, makanan yang mengandung gula alami, seperti kurma dan buah, dinilainya lebih disarankan. Terlebih dengan mengonsumsi gula alami, lansia akan turut mengonsumsi serat, vitamin, dan mineral yang ada di dalamnya.
“Ketika berbuka puasa biasanya kita terjerumus ke dalam tagline berbuka dengan yang manis. Sebetulnya ada benarnya, karena ketika menjelang berbuka tubuh kita itu mulai mengalami penurunan gula darah. Tapi kita harus bisa mengganti kembali dengan gula alami, bukan additional sugar,” katanya.
Setelah berbuka dengan takjil, penting untuk menyantap makan malam dengan menu yang bergizi seimbang. Hal ini guna memenuhi kebutuhan nutrisi harian sekaligus menjaga daya tahan tubuh agar tetap sehat selama berpuasa di masa pandemi.
“Takjilnya udah, kemudian jangan lupa untuk makan malam dengan komposisi lengkap. Ada nasi, ada sayuran untuk menambah asupan serat. Kemudian ada lean protein, artinya protein mengandung sedikit lemak. Bisa juga kita tambahkan bahan makanan kacang-kacangan, seperti tahu dan tempe. Kemudian tidak lupa asupan buah,” terangnya.
Hal senada juga disampaikan oleh dr. Mierna Reismala, MKK, Senior Medical Affairs Manager PT Abott Product Indonesia. Dia mengatakan, saat berpuasa penting bagi lansia untuk merencanakan konsumsi makanan. Sebab menurutnya di bulan Ramadhan tidak ada perbedaan jumlah anjuran makanan, melainkan pada pengaturan waktu dan jenis makanannya.
“Untuk jumlah yang lebih banyak bukan sesuatu yang kita kejar, tapi bagaimana mengatur strategi supaya jenis makanannya tepat. Supaya bisa beraktivitas dan menjaga daya tahan tubuh,” ujarnya.
dr. Meirna mengatakan, alternatif nutrisi pelengkap makanan bisa didapatkan lewat konsumsi susu, salah satunya Ensure. Ensure diperkaya dengan triple protein sistem agar orang dewasa khususnya lansia bisa mendapatkan keuntungan optimal dari berbagai macam dari berbagai macam asam amino dan antioksidan yang sustainable.
“Kita punya triple protein system, terdiri dari protein whey, protein soy, dan kasein. Bedanya whey ini cepat dicerna di dalam tubuh, lalu kasein lambat dicerna, dan soya sedang. Karena kita ingin tubuh mendapat asam amino yang sustainable, jadi ada terus-menerus dan panjang,” paparnya.
Di samping triple protein, Ensure juga mengandung vitamin D dan kalsium, serta omega-3 dan omega-6.
“Dengan pemberian nutrisi yang baik bisa membantu sistem imun. Ensure memiliki berbagai nutrisi yang bisa membantu sistem imun ini,” pungkasnya.
Ensure tersedia dalam 2 varian produk, yaitu Ensure yang ditujukan untuk menjaga kekuatan agar bisa aktif sepanjang hari, dan Goldusre yang diperuntukkan bagi mereka yang perlu nutrisi lebih lengkap dan lebih tinggi, yang direkomendasikan oleh dokter.
Sebagai informasi, Webinar Ensure ‘Tips Tetap Enerjik dan Stamina Terjaga Saat Berpuasa di Masa Pandemi’ merupakan acara kolaborasi detikcom dan Ensure. Acara ini juga dihadiri oleh Dr. dr. Czeresna Heriawan Soejono, SpPD, KGer, MEpid, MPH spesialis penyakit dalam konsultan geriatri sebagai pembicara.
Ini Menu Sehat untuk Lansia yang Berpuasa Menurut Pakar
