
Terpopuler: Transgender Kehilangan Testis, Rusak Keseringan Kejepit Mr P

Jakarta –
Seorang wanita transgender di Filipina harus kehilangan testisnya lantaran terlalu sering menyelipkan penisnya ke ujung atas selangkangan. Hal tersebut dilakukannya sebagai upaya untuk menyembunyikan alat kelaminnya.
Metode yang kerap dilakukan oleh kaum transpuan untuk menyembunyikan penisnya itu ternyata disebut ‘tucking’, yakni metode untuk menyembunyikan penis dan skrotum ke bagian atas selangkangan atau testis didorong masuk ke saluran inguinalis.
Pada kasus transpuan asal Filipina ini, ia diketahui telah melakukan metode ‘tucking’ selama 6 tahun. Ia ternyata juga kerap merasakan sakit yang terus diabaikannya. Hanya saja, suatu hari saat ia berusaha untuk menarik skrotumnya agar penis kembali ke posisi normal, salah satu testisnya tidak dapat kembali lantaran tersangkut.
Akibatnya, ketika tidak ditangani dengan cepat, maka testis akan ‘mati’ dan harus segera diangkat melalui operasi. Saat diperiksa oleh dokter, skrotum wanita ini ternyata sudah memerah dan bengkak. Disebutkan, testisnya telah rusak selama bertahun-tahun.
“Pasien mengalami rasa sakit akibat ‘tucking’ sudah selama 6 tahun dan itu kerap dialami oleh transgender lainnya. Namun, seringkali mereka enggan mencari pertolongan medis karena penanganan medis pun kerap sudah terlambat,” kata dr Clarence Debarbo yang menangani pasien tersebut, melalui publikasinya di Urology Case Reports, Selasa (6/4/2021).
Meski tucking merupakan hal umum yang tidak seharusnya menimbulkan rasa sakit dan belum terdapat riset khusus terkait metode tersebut, tucking harus dilakukan dengan hati-hati untuk mencegah terjadinya risiko cedera penis.
Terpopuler: Transgender Kehilangan Testis, Rusak Keseringan Kejepit Mr P
