India Raup $11 Miliar Dari Lelang Spektrum 5G

Jakarta, – Setelah proses yang cukup panjang, Otoritas Regulator Telekomunikasi India (TRAI) menggelar lelang spectrum 5G. Setelah dua hari waktu pelelangan, operator menaikkan penawaran senilai INR778 miliar ($10,6 miliar), meskipun pita 700MHz yang sesuai dengan 5G tidak tersentuh karena harga cadangan yang tinggi.

The Economic Times of India (ET) melaporkan angka akhir, sementara Bharti Airtel dan Vodafone Idea merilis pernyataan terpisah ke bursa saham India yang mengonfirmasi bahwa lelang telah berakhir.

Bharti Airtel mengatakan pihaknya berkomitmen total INR187 miliar pada spektrum 355.45MHz di pita sub-GHz, menengah dan 2300MHz, yang dikatakan memberikannya “kepemilikan spektrum paling tangguh di negara ini”.

Ia menjelaskan sub-GHz akan membantunya meningkatkan cakupan dalam ruangan yang dalam di lingkungan perkotaan, sambil memperkuat kepemilikan pita tengahnya, membantunya menghadirkan 5G di masa depan.

Vodafone Idea tidak mengungkapkan detail pasti, hanya menyatakan telah membeli spektrum dalam lima lingkaran untuk membantu lebih mempercepat cakupan dan kapasitas 4G.

Selain Bharti dan Vodafone, operator lain yaitu Reliance Jio sebagian besar telah membeli spektrum untuk memperbarui izin yang akan berakhir pada Juli 2021.

Namun, spektrum pada pita 700MHz tidak menemukan peminat, mirip dengan lelang negara pada 2016. Bharti Airtel menjelaskan band tersebut “tidak mendapatkan tawaran dari operator karena tidak masuk akal secara ekonomi bagi mereka karena harga cadangan yang tinggi”.

Bharti menyebutkan bahwa spektrum 700MHz, ditambah dengan 3.5GHz, memiliki potensi untuk mempercepat “kemajuan India ke liga teratas negara-negara yang mendukung secara digital, oleh karena itu harga cadangan untuk band-band ini harus ditangani sebagai prioritas di masa depan”.

Vodafone Idea mengatakan saat industri menyiapkan 5G di India, diharapkan “kuantum spektrum besar dalam pita yang diselaraskan” akan tersedia bagi operator dengan harga yang wajar.

Terlepas dari tidak semua band frekwensi diminati oleh operator, namun proses lelang yang berjalan mulus, menunjukkan komitmen India dalam menggelar layanan 5G.

India sendiri berambisi menjadi kekuatan ekonomi digital. Demi mengejar ambisi itu, pemerintah bertekad untuk meluncurkan layanan 5G pada 2022. Langkah tersebut juga merupakan respon dari rencana tiga negara Asia Timur yang sudah meluncurkan 5G.

Sebelumnya Sekretaris Kementerian Telekomunikasi India, Aruna Sundararajan, mengatakan bahwa peluncuran 5G dapat dilakukan 2022, sekitar dua hingga tiga tahun setelah Korea Selatan, Jepang dan China meluncurkan jaringan 5G mereka. Sundararajan menyebutkan, dalam beberapa tahun ke depan masyarakat India belum dapat menikmati layanan 5G. Pasalnya, ekosistem 5G perlu didorong oleh rantai pasokan, sehingga akan menciptakan permintaan.

Pihaknya pun berharap seluruh kalangan industri dapat bersinergi agar layanan 5G dapat sepenuhnya diluncurkan pada 2022.

Penerapan 5G di India memang memerlukan waktu. Pasalnya, akibat agresifitas pemain baru, Reliance Jio hampir tiga tahun lalu, saat ini operator India masih terlibat dalam perang tarif 4G yang tak berkesudahan. Akibat perang tarif, kinerja para operator incumbent tak lagi biru.

Dengan jumlah penduduk yang sangat besar, India kini menjadi pasar ponsel terbesar kedua di dunia di belakang China. Namun negeri yang dikenal sebagai anak benua Asia itu, secara tradisional kerap tertinggal di belakang tiga pemain utama (China, Jepang dan Korsel) dalam hal peluncuran teknologi.

Kondisi itu menjadi dorongan besar bagi Perdana Menteri Narendra Modi, untuk memperkuat India sebagai kekuatan layanan digital dalam beberapa tahun ke depan.

Sehingga upaya untuk menerapkan 5G akan membuktikan langkah signifikan dalam mengembangkan inisiatif “Digital India” yang diprakarsai Modi.

Dengan latensi rendah dan akses internet yang meluas dengan kecepatan tinggi, teknologi 5G akan membantu berkembangnya berbagai industri baru, sekaligus mendukung rencana pemerintah untuk membangun kota-kota pintar di seantero negeri.

“Jika kita ingin kota pintar, jelas kita memerlukan infrastruktur pintar untuk merealisasikan hal itu,” tambah Sundararajan.

Di sisi lain, analis dari Sanford C. Bernstein, Christopher Lane mengatakan kepada Bloomberg, bahwa sedikit tertinggalnya India dari perlombaan 5G dapat terbukti bermanfaat bagi negara dalam jangka panjang.

“India memerlukan Cina untuk meluncurkan 5G. sekaligus mendorong skala ekonomi dan handset 5G yang lebih rendah,” kata Christopher.

Jika rencana peluncuran 5G dapat terlaksana pada 2022, India dapat mengejar ketertinggalan dengan China, Jepang dan Korsel. Ekonomi India juga dapat terdongkrak, mengingat 5G akan memberi dampak yang sangat besar.

Menurut Menteri Telekomunikasi India Manoj Sinha, 5G akan menghasilkan lebih dari USD1 triliun pada ekonomi India.

“5G akan menjadi game changer. Dampak ekonomi 5G akan menjadi lebih dari USD1 triliun untuk India, dan efek pengali yang diharapkan diharapkan akan jauh lebih banyak”, ujar Sinha.

Terima kasih telah membaca artikel

India Raup $11 Miliar Dari Lelang Spektrum 5G