
ASO Perlu Dibarengi Dengan Kualitas Industri Kreatif Lokal

Jakarta, – Pemerintah telah menargetkan seluruh siaran televisi (TV) sudah mengusung teknologi digital mulai November 2022. Rencana migrasi siaran TV analog menjadi digital atau analog switch off (ASO) ini perlu disambut sekaligus dipersiapkan oleh industri dan pelaku kreatif digital lokal agar dapat medulang untung.
Anggota Komisi 1 DPR RI, Muhammad Farhan menceritakan ASO pada waktunya bakal mendorong industri kreatif lokal semakin maju, ditengah persaingan yang tidak dipungkiri juga akan semakin besar.
Baca juga: Kominfo Siapkan RPP Teknis Untuk Migrasi Siaran Analog ke Digital
“Menignkatnya industri kreatif lokal artinya akan lebih banyak orang yang mampu mengembangkan aplikasi di luar Tokopedia, Bukalapak, Gojek dan lain sebagainya. Harus ada ekosistem yang dapat menimbulkan kreatifitas yang luar biasa itu, karena jika infrastruktur ini terbuka kelas persainganya sudah global. Sekarang saja kita sudah menghadapi sebenaranya sengitnya persaingan itu seperti kehadiran Facebook, WhatsApp, Line, Netflix dan lain-lainya,” ujarnya, di acara Webinar berjudul ‘Cerdas Bertelekominikasi & Menyongsong Era TV Digital’, Senin (22/2).
Melalui persiapan sekaligus industri dan pelaku kreatif digital lokal menurut Farhan dampak ekonominya akan semakin luas. “Dengan meningkatkan kreatifitas, menciptakan konten termasuk di dalamnya pembuatan aplikasi yang mampu menjawab langsung permasalahan masyarakat. Bisa dipastikan ASO ini dapat meningkatkan ekonomi masyarakat lokal yang lebih luas,” lanjutnya.
Baca juga: Pengamat: OTT Asing Bakal Tunduk Oleh RPP Postelsiar
Kemudian guna menyambut ASO dan dalam upaya meningkatkan ekonomi masyarakat lokal, dalam pemanfaatan pengembangan set top box (STB) saja merupakan peluang yang sangat besar.
“Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) ada 2,5 juta orang tidak mampu yang belum memiliki TV digital, jika satu STB bisa mewakili setidaknya 5 orang. Maka akan ada 5 juta STB yang dibutuhkan. Itu artinya jika satu STB seharga Rp150.000 berarti akan ada nilai ekonomi sebesar Rp750 Milliar. Dalam satu tahun itu harus sudah terpenuhi, dan ini salah satu stimulan ekonomi yang luar biasa,” tandasnya.
Baca juga: Pengamat: Aturan OTT Global, Perlu Perhatikan Potensi Praktik Persaingan Usaha Tidak Sehat
Sementara itu potensi migrasi TV analog ke digital juga mampu menghemat frekuensi dari sebanyak 328MHz yang dipakai televisi lawas menjadi 176MHz, ketika telah migrasi ke digital itu terjadi. Geryantika Kurnia, Direktur penyiaran Kementerian komunikasi dan Informastika (Kominfo) itu juga pernah menyebut pasca ASO akan ada 181 ribu penambahan kegiatan usaha baru, 232 ribu penambahan lapangan pekerjaan baru, kemudian ada sekitar Rp77 Triliun peningkatan pajak dan PNBP, Rp443,8 Triliun peningkatan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi PDB nasional.
Sementara itu bebasnya frekuensi 700 MHz, yang akan diperoleh setelah proses migrasi TV analog ke TV digital menjadi salah satu frekuensi potensial untuk dimanfaatkan mengelar jaringan 5G di Indoneisa.
Salah satu manfaat besar dibalik penerapan dan komersialisasi teknologi 5G di Indonesia, yaitu dampak ekonomi pada sektor barang dan jasa sampai yang diperkirakan mencapai 12 triliun dollar AS (sekitar Rp 168.326 triliun).
ASO Perlu Dibarengi Dengan Kualitas Industri Kreatif Lokal
