Drama WhatsApp, Pengguna Kembali ke ICQ

Jakarta, – Drama kebijakan privasi WhatsApp, Facebook memaksa auto-eksodus pengguna aplikasi chat-nya hanya dengan tindakan sederhana, menggulirkan pembaruan.

Mengawali tahun 2021, raksasa jejaring sosial itu memutuskan untuk bersikap transparan terhadap perubahan, dan mulai mengirimkan notifikasi berisi peringatan kepada pengguna WhatsApp tentang perubahan persyaratan layanan, termasuk berbagi beberapa data dengan Facebook.

Istilah “berbagi” di sini mengacu pada Facebook yang mencoba membangun komunikasi bisnis di WhatsApp, seperti misalnya Anda bisa langsung mengobrol bisnis di Facebook Messenger, dan sebaliknya.

Tidak butuh waktu lama, notifikasi itu menjadi viral.

Sejak pemberitahuan kebijakan baru itu, WhatsApp dan Facebook memasuki fase merusak diri sendiri, dan bergegas mencoba menjelaskan apa yang terjadi.

Tetapi di era sekarang dimana banyak bertebaran aplikasi alternatif, pengguna cenderung tidak memaafkan perusahaan besar.

Akibatnya, puluhan juta orang berbondong-bondong migrasi dari WhatsApp ke aplikasi chat lain yang berorientasi privasi seperti Signal atau Telegram, dan bahkan ke ICQ.

Sama seperti dua aplikasi di atas, ICQ mencatat peringkatnya membengkak berkat eksodus WhatsApp.

Ya, sebelum era WhatsApp, LINE, Facebook Messenger, Skype, ada layanan chat bernama ICQ.

Singkatan dari “I Seek You”, ICQ adalah layanan pesan instan pertama yang banyak digunakan orang-orang di dunia. Ia mulai beroperasi pada tahun 1996. Saat ini, ICQ masih bisa digunakan dengan tampilan yang lebih modern.

Menanggapi respon masif global, WhatsApp menunda pembaruan kontroversial itu yang seharusnya dimulai pada 8 Februari dan memperpanjang waktu pengguna untuk mempertimbangkannya hingga Mei.

Terima kasih telah membaca artikel

Drama WhatsApp, Pengguna Kembali ke ICQ