Mengenal Proses Identifikasi Antemortem untuk Korban Sriwijaya Air

Jakarta –
Posko Antemortem-DVI disiapkan di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur. Salah satu proses pengumpulan informasi terkait identifikasi korban Sriwijaya Air SJ182 akan dilakukan di posko ini.
“Kami sudah siapkan Posko Antemortem-DVI di RS Kramat Jati. Nanti kami akan bantu keluarga korban di bandara untuk kita layani terkait pengumpulan informasi terkait Sriwijaya Air SJ182,” jelas Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus saat dihubungi detikcom, Sabtu (9/1/2021).
Dalam proses identifikasi korban musibah, baik kecelakaan maupun bencana alam, dikenal istilah antemortem dan postmortem. Dikutip dari idionline.org, antemortem merupakan proses identifikasi lewat pengumpulan data-data korban sebelum meninggal yang didapat dari keluarga.
Sejumlah petugas Disaster Victim Indentification (DVI) Biddokkes Polda Kalbar mendata keluarga dari penumpang pesawat Sriwijaya Air di Posko Informasi Bandara Supadio Pontianak, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, Sabtu (9/1/2021). Tim DVI Biddokes Polda Kalbar mulai mengumpulkan data antemortem dari keluarga 53 penumpang Sriwijaya Air SJ-182 rute Jakarta-Pontianak. ANTARA FOTO/Jessica Helena Wuysang/foc. Foto: ANTARA FOTO/JESSICA HELENA WUYSANG
|
Ada dua metode utama dalam proses antemortem ini. Pertama adalah pengumpulan data secara visual, yakni terkait pakaian, atau perhiasan, yang dipakai korban. Kedua adalah metode ilmiah yang mencakup sidik jari, rekam medis, serologi cairan tubuh, odontologi atau susunan gigi, dan sebagainya.
Sidik jari untuk melengkapi data antemortem yang bisa didapat antara lain melalui dokumen pribadi seperti SIM, Ijazah, atau KTP. Sedangkan identifikasi melalui DNA dan ciri-ciri fisik bisa didapat dari keluarga.
Setelah data antemortem lengkap, proses selanjutnya adalah mencocokkannya dengan data postmortem yakni data setelah korban meninggal. Pencocokan ini berguna untuk mengenali data diri korban.