Varian Baru Corona Merajalela di Eropa, Lockdown Tak Mempan?

Jakarta

Varian baru virus Corona yang awalnya dilaporkan di Inggris kini sudah menyebar ke berbagai negara. Varian yang disebut lebih mudah menular ini jadi kekhawatiran Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) karena kasusnya terus meningkat di sebagian negara Eropa yang sudah menerapkan pembatasan total atau lockdown.

Direktur WHO Eropa, Hans Kluge, mengatakan perlu ada tindakan yang lebih tegas. Hingga hari Rabu (6/1/2021), setengah dari negara di Eropa melaporkan 150 kasus COVID-19 baru per 100 ribu penduduk.

“Dari perkiraan kami, varian ini kemungkinan akan menggantikan jenis Corona yang umum bersirkulasi, seperti yang sudah kita saksikan di Inggris dan kini mulai meningkat di Denmark,” kata Hans seperti dikutip dari BBC, Jumat (8/1/2021).

“Tanpa ada upaya ekstra untuk memperlambat penularannya, akan ada dampak pada fasilitas kesehatan yang sekarang saja sudah terbebani,” lanjutnya.

Laporan oleh peneliti di Imperial College London memperkirakan kasus Corona varian baru ini meningkat tiga kali lipat pada periode lockdown di Inggris bulan November. Sementara kasus varian sebelumnya berhasil ditekan sampai sepertiganya.

Angka reproduksi (R) varian Corona yang baru disebut peneliti sekitar 0,7 dalam kondisi lockdown. Sementara menurut laporan pemerintah Inggris pada 23 Desember menyebut angka reproduksi varian Corona baru sekitar 1,1 sampai 1,3.

Idealnya angka reproduksi virus harus bisa berada di bawah 1 agar jumlah kasus baru di masyarakat dapat ditekan. Angka 1 di sini artinya dari setiap orang yang terinfeksi ia bisa menulari satu orang lain atau menimbulkan satu kasus baru.



Terima kasih telah membaca artikel

Varian Baru Corona Merajalela di Eropa, Lockdown Tak Mempan?