Fakta-fakta Miss V, Butuh Bernapas dan Punya Bakteri Baik

Jakarta –
Mungkin selama ini banyak wanita yang jarang mendengar atau mencari informasi soal organ intim mereka karena masih menganggapnya tabu. Di sisi lain, banyak beredar hoaks dan mitos seputar vagina.
Cara menyiasati agar tak mudah percaya mitos mengenai organ intim wanita ini adalah dengan mencari tahu kebenaran informasi. Detikcom merangkum fakta-fakta tentang vagina, salah satunya adalah bercinta bisa menyehatkannya.
Dikutip dari Health, berikut fakta-fakta lain seputar vagina yang wajib diketahui.
1. Bisa membersihkan diri sendiri
Vagina tak perlu dibersihkan dengan produk apapun karena kemampuannya yang bisa membersihkan diri sendiri.
“Anda benar-benar tidak membutuhkan apapun selain sabun dan air,” jelas ahli kandungan di New York, dr Alyssa Dweck.
2. Memiliki bakteri baik
Satu alasan yang sangat penting untuk tidak douching atau menyemprotkan campuran air dan cuka ke vagina adalah karena dapat merusak keseimbangan ekosistem jamur dan bakteri. Metode douching dapat mengganggu keseimbangan mikroba di vagina dan keasaman alaminya, yang berpotensi menyebabkan pertumbuhan bakteri berbahaya.
Douching dapat menyebabkan infeksi vaginosis, bakterial, jamur, bahkan penyakit radang panggul, serta iritasi vagina.
3. Vagina perlu bernapas
Lingkungan yang lembab dan hangat dapat mengembangkan jamur dan bakteri, jadi gunakan pakaian dalam yang memberikan sedikit aliran udara pada vulva. dr Dweck merekomendasikan celana dalam katun, agar tidak menyebabkan lecet atau iritasi.
“Jangan kenakan panty liner atau pembalut 24/7 jika Anda tidak membutuhkannya, keduanya tidak memungkinkan (vagina) bernapas,” ujar dr Dweck.
4. Vagina gatal tak selalu dari jamur
Profesor obgyn di Columbia University Medical Center dr Hilda Hutcherson mengungkapkan ada banyak hal yang dapat menyebabkan gatal di vagina, yang tak selalu karena infeksi jamur. Kondisi ini bisa disebabkan lecet dari pakaian, iritasi karena mencukur, atau produk seperti deterjen atau sabun yang bereaksi terhadap kulit vulva yang sensitif.
Selain itu, keputihan serta infeksi vagina seperti vaginosis bakterial, dan infeksi menular seksual seperti trikomoniasis bisa menyebabkan gatal. Periksakan ke dengan dokter sebelum menggunakan pengobatan jenis apapun.
BACA JUGA: Wapres Ma’ruf Amin Tak Disuntik Vaksin Corona Sinovac, Ini Alasannya