44 Orang Diduga Tertular Corona dari Baju, 1 Meninggal karena COVID-19

Jakarta –
Klaster baru Corona terjadi di California, menginfeksi 44 orang dan salah satunya meninggal. Penularan Corona di klaster tersebut diduga berasal dari baju yaitu kostum santa saat liburan.
Staf rumah sakit San Jose, California, mulanya mengaku kebingungan, dari mana penularan COVID-19 berasal. Menurut Irene Chavez, juru bicara RS San Jose Medical Center di San José, 44 anggota positif COVID-19 antara 27 Desember hingga hari pertama tahun baru.
Staf di RS tersebut sebelumnya merayakan acara Natal bersama, dengan salah satu dari mereka menggunakan baju santa yang memiliki aksesoris seperti ‘kipas’. Chavez mengatakan faktor penularan COVID-19 dari baju tersebut masih terus diselidiki.
“Setiap paparan atau penularan, jika itu terjadi, akan benar-benar tidak bersalah, dan sangat tidak disengaja,” tambahnya, karena orang yang memakai baju santa disebut tidak memiliki gejala COVID-19.
Namun, Jose-Luis Jimenez, seorang profesor di University of Colorado Boulder, mengatakan kepada New York Times, ‘kipas’ yang ada dalam baju tersebut dapat membantu penyebaran droplet ke seluruh ruangan.
Cara penularannya disebut sama seperti kasus COVID-19 di paduan suara di Mount Vernon Presbyterian Church di Washington, yang menginfeksi 53 orang dan dua orang tewas, Maret lalu.
“Ini seperti kasus paduan suara,” katanya, dikutip dari Daily Star.
“Tidak ada cara untuk menginfeksi 43 orang saat Anda mengenakan kostum selain melalui transmisi udara, melalui aerosol, karena Anda berada di dalam kostum dan tidak dapat menyentuh benda atau membuat orang terinfeksi melalui permukaan,” jelasnya.
Akibat klaster Corona yang terus dilaporkan, pakar kesehatan di California mengatakan kasus COVID-19 di sana seperti sedang di ambang jurang.
“Ini tentang kehancuran total sistem perawatan kesehatan jika kita mengalami lonjakan lagi,” kata Dr Brad Spellberg, kepala petugas medis di Pusat Medis California Selatan Universitas Los Angeles.
“Dan kami, di rumah sakit, tidak bisa menghentikan itu. Kami hanya bisa bereaksi. Masyarakatlah yang memiliki kekuatan untuk menghentikan penyebaran virus Corona ini dengan mematuhi pedoman kesehatan masyarakat yang telah dikeluarkan,” tuturnya.