Indonesia Fintech Summit 2020, Dorong Sinergi Industri Fintech Dan Regulator

Jakarta, – Berfokus mempercepat pemulihan ekonomi nasional dan mendukung transformasi digital, Indonesia Fintech Summit 2020 yang berlangsung 11-25 November 2020, diharapkan menjadi upaya sinergi antara para pelaku industri fintech dan regulator, terutama di tengah masa pandemi Covid-19.

Kolaborasi yang dijalin harus semakin gencar sejalan dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan III 2020 yang membaik, didorong meningkatnya realisasi stimulus Pemerintah serta mulai membaiknya mobilitas masyarakat dan permintaan global.

Niki Luhur, Ketua Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH) memaparkan fintech atau ekonomi digital dinilai mampu mendukung pemulihan ekonomi khususnya selama diberlakukannya pembatasan sosial skala besar (PSBB) berkat kontribusinya bagi individu dan UMKM untuk bertransaksi. “Fintech memegang peranan yang penting saat ini, bahkan AFTECH mencatat sebanyak 55 inisiatif dari 52 perusahaan fintech menyasar masyarakat sebesar 47,3%, UMKM sebesar 45,4%, pemerintah 5,5%, dan 1,8% lainnya guna mengurangi dampak ekonomi COVID-19,” jelas Niki, Rabu (11/11).

Seperti diketahui pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan III 2020 membaik begitu pula proyeksi di triwulan IV, dan optimis bahwa pertumbuhan ekonomi tahun depan akan mencapai 5% dan lima tahun ke depan mencapai 6%.

Baca juga: Awal Tahun 2021, Regulasi Yang Mengatur Tarif Data Internet Ditargetkan Rampung

Untuk mengapai optimesime itu, digitalisasi merupakan salah satu kunci sumber pertumbuhan ekonomi ke depan, dalam kesempatan ini Menteri Keuangan Republik Indonesia Sri Mulyani Indrawati menyampaikan IFS 2020 seharusnya merupakan momentum yang tepat bagi seluruh pelaku industri fintech dan regulator terkait untuk bersama-sama saling mendukung, mengedukasi dan meliterasi keuangan digital kepada masyarakat.

“Indonesia memiliki potensi yang sangat luar biasa di bidang ekonomi digital, namun potensi ini tidak akan menjadi sesuatu yang konkrit apabila kita tidak membangun submission dan necessary condition. Hal ini berarti kita perlu memiliki infrastruktur yang memungkinkan untuk seluruh masyarakat agar tidak mengalami ketertinggalan. Berdasarkan riset dari World Economic Forum, potensi kita berada pada empat kunci, yakni infrastruktur, SDM, institusi, dan regulasi.” Ungkapnya.

Tidak hanya wawasan dari dalam negeri, dua hari pelaksanaan IFS 2020 ini juga akan diramaikan oleh pembicara dari kancah internasional seperti Direktur Pembiayaan MPOWER Scott Mackenzie Wallace, Pejabat Program Layanan Keuangan untuk masyarakat Miskin Yayasan Bill & Melinda Gates Brooke Patterson, Direktur Regional Wechat Pay Aaralyn Tong.

“Sejumlah pembicara yang hadir tidak hanya dari dalam, tetapi juga luar negeri karena kami melihat penting untuk tidak hanya belajar dari negeri sendiri. Kini waktunya melangkah lebih besar dengan saling bertukar wawasan, sehingga kita dapat mewujudkan sinergi yang lebih baik bagi ekosistem fintech,” tutup Niki.

Terima kasih telah membaca artikel

Indonesia Fintech Summit 2020, Dorong Sinergi Industri Fintech Dan Regulator