Siapa Digital China, Calon Pembeli Terdepan Honor?

Jakarta, – Mendadak nama Digital China mengemuka sejak beberapa waktu terakhir. Hal itu tak lepas dari kabar yang menyebutkan bahwa Huawei akan melepas salah satu unit bisnisnya. Tekanan bertubi-tubi membuat vendor yang berbasis di Shenzen itu, terpaksa mengatur ulang strategi bisnis dalam menghadapi serangkaian sanksi yang dijatuhkan pemerintah AS sejak dua tahun terakhir.

Saat ini raksasa telekomunikasi China itu, sedang dalam pembicaraan dengan sejumlah calon pemilik baru untuk menjual bagian dari unit smartphone Honor dalam kesepakatan yang diperkirakan dapat menghasilkan penjualan senilai 25 miliar yuan ($ 3,7 miliar). Huawei akan melepas hampir semua aset Honor termasuk kepemilikan merek, fasilitas R&D, dan manajemen rantai pasokan. 

Laporan Reuters menyebutkan Digital China, yang juga merupakan distributor utama untuk produk-produk Honor, telah muncul sebagai kandidat terdepan. Dua calon pembeli lainnya termasuk pembuat elektronik China TCL dan vendor smartphone nomor tiga di dunia Xiaomi. Namun peluang TCL dan Xiaomi terbilang kecil, imbuh Reuters.

Tak ada penjelasan mengapa Huawei lebih menyukai menjual Honor kepada konsorsium yang dipimpin Digital China. Huawei juga tidak mengomentari sedikit pun dari recana aksi korporasi itu. Begitu pun dengan pemerintah kota Shenzen yang disebut-sebut berada dalam konsorsium tersebut.

Terlepas dari siapa yang kelak menjadi pemilik baru Honor, nama Digital China semakin mengemuka. Dilansir dari Bloomberg, Digital China Group didirikan pada 1982, dengan layanan TI sebagai core business

Perusahaan mengoperasikan layanan cloud, bisnis ke bisnis, dan platform pemasaran online. Digital China juga mengembangkan perangkat keras komputer, dan menawarkan beragam layanan teknis.

Khusus di bisnis cloud yang kini semakin happening, sesuai laporan IDC, Digital China merupakan jawaranya. Pada 31 Juli 2020, firma intelijen pasar global terkemuka itu, merilis laporan “Pangsa Pasar Layanan Manajemen Cloud Pihak Ketiga di China 2019”. 

Laporan tersebut menunjukkan bahwa sepanjang 2019, ukuran pasar layanan manajemen cloud pihak ketiga China mencapai 560 juta dolar AS, meningkat dari tahun ke tahun sebesar 82,6%.

Menurut IDC, pasar bisnis cloud diproyeksikan terus membesar dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (compound annual growth) sebesar 54,7% dari 2019 hingga 2023 untuk mencapai ukuran pasar 3,21 miliar dolar AS.

Perkembangan paralel dan cepat dari cloud publik, cloud pribadi, dan cloudy/hybrid cloud di China terus memperluas pasar layanan manajemen cloud pihak ketiga, tambah laporan itu.

Sebagai penyedia layanan cloud dan digital yang sangat baik di rumah, Digital China didaulat sebagai MSP (managed service provider) teratas di negara itu oleh laporan tahunan IDC untuk tahun kedua berturut-turut.

Performa apik bisnis cloud, mendorong pertumbuhan pendapatan Digital China. Pada Juli 2020, ForbesChina merilis daftar 500 teratas Fortune China. Tercatat Digital China Group berada di peringkat 117 dalam daftar tersebut, dengan pendapatan tahunan sebesar RMB 86,8 miliar pada 2019.

Terima kasih telah membaca artikel

Siapa Digital China, Calon Pembeli Terdepan Honor?